Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdul Muis: Kehidupan, Pekerjaan, Politik, dan Karya

Kompas.com - 06/05/2021, 15:53 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Abdoel Moeis atau Abdul Muis merupakan seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. 

Ia pernah menjadi pengurus besar Sarekat Islam dan anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili organisasi tersebut. 

Pada 30 Agustus 1945, Abdul Muis dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional pertama oleh Soekarno. 

Baca juga: Pemoeda Kaoem Betawi

Kehidupan 

Abdul Muis lahir di Sungai Puar, Agam, Sumatra Barat pada 3 Juli 1886. 

Ia adalah putra dari Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman, seorang demang (kepala daerah zaman Hindia Belanda). 

Abdul Muis mengenyam pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Dasar zaman Hindia Belanda. 

Setelah itu, Abdul melanjutkan sekolahnya di STOVIA atau Sekolah Kedokteran di Batavia.

Namun, karena jatuh sakit, Abdul pun tidak dapat menyelesaikan pendidikan kedokterannya di sana. 

Oleh sebab itu, Abdul Muis hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai sekolah dasar saja. 

Baca juga: Kerajaan Selaparang: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Pekerjaan

Meskipun Abdul Muis hanya seorang lulusan Sekolah Dasar, ia memiliki kemampuan berbahasa Belanda yang baik. 

Bahkan, bagi orang Belanda, kemampuannya berbahasa Belanda melebihi rata-rata orang Belanda sendiri.

Berkat kemampuannya, Abdul Muis pun sempat menjajaki beberapa pekerjaan, sebagai berikut: 

Klerk (pekerja kantoran)

Begitu Abdul keluar dari STOVIA, ia diangkat oleh Mr. Abendanon, Direktur Pendidikan, untuk menjadi klerk atau pekerja kantoran.

Waktu itu, Abdul Muis menjadi orang pribumi pertama yang diangkat menjadi klerk, karena bakatnya dalam berbahasa Belanda. 

Pengangkatan Abdul Muis sebagai klerk ini ternyata menimbulkan rasa ketidaksukaan bagi pegawai Belanda yang lain. 

Hal itu kemudian membuat Abdul menjadi tidak betah untuk bekerja. 

Pada 1905, Abdul pun memutuskan untuk keluar dari Departement van Onderwijs en Eredienst (Departemen Pendidikan) yang membawahi STOVIA setelah kurang lebih 2,5 tahun bekerja (1903-1905). 

Surat kabar Bintang Hindia

Setelah keluar, Abdul Muis sempat menekuni berbagai pekerjaan lain, seperti sastra, jurnalistik, dan politik. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com