Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Masyumi: Pembentukan, Ideologi, Tokoh, dan Pembubaran

Kompas.com - 02/05/2021, 18:42 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Partai Masyumi dibentuk pada 24 Oktober 1943 oleh Jepang saat sedang terlibat dalam Perang Pasifik. 

Masyumi menjadi partai politik Islam terbesar di Indonesia selama masa Demokrasi Liberal, sebelum akhirnya dilarang dan bubar pada 1960.

Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno, karena diduga partai ini mendukung pemberontakan PRRI.

Baca juga: Jenderal Soedirman: Masa Kecil, Pendidikan, dan Perjuangannya

Awal Mula

Awalnya, Masyumi bukanlah sebuah partai, melainkan sebuah organisasi Islam.

Jepang membentuk organisasi ini karena menganggap Masyumi dapat membantu mereka dalam mengendalikan umat Islam di Indonesia.

Pada saat itu, Jepang telah melarang Partai Sarekat Islam Indonesia dan Partai Islam Indonesia. 

Jepang bahkan juga berusaha untuk memisahkan golongan cendekiawan Islam di perkotaan dengan para kyai di pedesaan. 

Bagi Jepang, para kyai di pedesaan lebih memiliki peranan penting, karena dapat membantu menggerakkan masyarakat untuk mendukung Perang Pasifik, baik sebagai buruh atau tentara.

Pada masa pendudukan Jepang, Masyumi belum menjadi sebuah partai, namun merupakan federasi dari empat organisasi Islam, yaitu NU, Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam Indonesia.

Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Masyumi berhasil menjadi partai politik terbesar di Indonesia pada zaman itu. 

Para pendiri dari Masyumi adalah KH Wachid Hasyim, Moh. Natsir, Kartosuwiryo, dan yang lainnya. 

Baca juga: Republik Maluku Selatan (RMS): Latar Belakang dan Upaya Penumpasannya

Ideologi

Pada awal terbentuknya Masyumi, belum diketahui dengan jelas tentang ideologi yang dijalankan oleh partai tersebut, meskipun Masyumi berideologikan Islam. 

Keislaman dalam Masyumi sendiri sangat menonjol, terlihat dari identitasnya yang tercermin dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Masyumi serta berbagai resolusi yang dikeluarkan. 

Salah satu resolusi yang Masyumi suarakan adalah melakukan jihad fi sabilillah dalam menghadapi segala bentuk penjajahan.

Lambatnya penjelasan ideologi dalam Partai Masyumi bukan karena masalah di dalam internal partai, melainkan di waktu yang sama, Masyumi sedang sibuk dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. 

Baca juga: 10 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Keahliannya

Halaman:
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com