KOMPAS.com – Wahidin Soedirohoesodo merupakan seorang pahlawan nasional yang berperan penting dalam masa pergerakan nasional.
Gagasan membentuk organisasi Budi Utomo lahir dari pemikiran seorang tokoh yang bernama Wahidin Soedirohoesodo.
Organisasi Budi Utomo adalah organisasi pemuda yang didirikan pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA.
Baca juga: Kabinet Reformasi Pembangunan: Penetapan, Susunan, dan Program Kerja
Wahidin Soedirohoesodo lahir di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 7 Januari 1852.
Beliau sempat duduk di bangku sekolah dasar bernama angka loro. Sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial (penjajah) untuk memberantas buta huruf.
Wahidin merupakan murid terpandai di kelasnya, sehingga pada 1864, usia 12 tahun, beliau masuk ke Sekolah Rakjat Rendah Eropa (Eurepeesche Lagere School-ELS).
Kemudian ia melanjutkan kembali sekolahnya di Tweede Europese Lagere School atau Sekolah Dasar Eropa Kedua.
Meskipun ia merupakan salah satu murid golongan priyayi rendah, Wahidin tidak rendah diri, ia bahkan lulus dengan mendapat predikat uitmuntend artinya terbaik.
Berkat kepandaiannya di bidang akademik, Wahidin pun melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi Batavia, Sekolah Dokter Jawa yang kemudian disebut School Tot Opeleiding Voor Inlandse Arsten (STOVIA).
Baca juga: Prasasti Yupa: Fungsi dan Isinya
Setelah beliau lulus dari STOVIA, ia sukses menjadi seorang dokter hebat yang mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan dunia pendidikan anak bangsa.
Ada dua hal pokok yang ia perjuangkan, yaitu memberikan pendidikan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan menggugah kesadaran kebangsaan mereka.
Sebagai bagian dari aksi itu, Wahidin membuat sebuah majalah bernama Retno Dhoemilah yang berarti Permata yang Bercahaya pada Mei 1895.
Selama beliau memimpin redaksi majalah tersebut, Wahidin merasa lebih mudah dalam menyuarakan kepentingan bangsanya.
Salah satu hal penting yang ia suarakan adalah usulan membentuk lembaga beasiswa (studiefonds) yang akan dikampanyekan secara langsung dengan berkeliling Pulau Jawa.
Baca juga: Kabinet Persatuan Nasional: Latar Belakang, Susunan, dan Program Kerja
Wahidin Soedirohoesodo banyak menghabiskan waktunya untuk berkeliling di kota-kota besar di Jawa guna menyuarakan gerakan pendidikan yang ia pelopori.