KOMPAS.com - Rasialisme di dunia sepak bola belum berhenti. Zion Suzuki, kiper timnas Jepang di Piala Asia 2023 menjadi korban terkini.
Zion Suzuki mengaku dilecehkan secara rasial di media sosial setelah ia melakukan kesalahan pada dua laga Piala Asia 2023.
Suzuki yang punya darah campuran Ghana-Amerika dan Jepang mengungkapkan hal itu menjelang laga Jepang vs Indonesia pada partai terakhir Grup D Piala Asia 2023 yang akan digelar Rabu (24/1/2024).
Baca juga: Hasil Udinese Vs Milan 2-3: Diwarnai Rasialisme kepada Mike Maignan, Rossoneri Menang Dramatis
Komentar rasis didapat Suzuki di media sosial Instagram menyusul kesalahan yang ia lakukan dalam pertandingan melawan Vietnam dan Irak.
Suzuki menegaskan bahwa ia terbuka untuk setiap kritik yang ditujukan kepada dirinya, tetapi ia menolak segala komentar rasis.
"Saya tidak akan membiarkan hal itu (rasialisme) mengalahkan saya," kata Suzuki kepada wartawan jelang laga kontra Indonesia, dikutip dari Japan Today.
"Saya ingin membalas mereka dengan memberikan hasil yang baik," imbuh pemain kelahiran Arkansas, Amerika Serikat, tersebut.
Kasus rasialisme kepada Zion Suzuki bukan yang pertama. Dalam sepekan, setidaknya ada tiga kasus rasialisme di dunia sepak bola, dua di antaranya terjadi di lapangan.
Akhir pekan lalu, kiper AC Milan, Mike Maignan, menerima nyanyian rasis dari pendukung Udinese.
Akibat insiden itu, Maignan memutuskan meninggalkan lapangan sehingga membuat pertandingan ditunda 10 menit.
Baca juga: Maignan Jadi Korban Rasialisme: Saya Dengar Suara-suara Monyet!
Sebelumnya, kasus yang sama juga dialami oleh gelandang Coventry City dan timnas Jamaika, Kasey Palmer.
Palmer mendapat perlakuan rasis dari fans Sheffield Wednesday usai timnya menang 2-1 dalam lanjutan pertandingan divisi dua Liga Inggris, Championship Division.
Terkait tindakan rasialisme yang masih terjadi sampai saat ini, Presiden FIFA Gianni Infantino menyebutnya sebagai hal "menjijikkan".
"FIFA dan sepak bola menunjukkan solidaritas penuh kepada korban rasialisme dan berbagai bentuk diskriminasi. Sekali untuk selamanya: Tidak untuk rasialisme. Tidak untuk bermacam diskriminasi."
"Kejadian di Udine dan Sheffield pada Sabtu benar-benar menjijikkan dan tak bisa diterima. Pemain yang terdampak oleh peristiwa hari Sabtu mendapat dukungan penuh dari saya," kata Infantino dalam keterangan resminya.
Baca juga: Presiden FIFA Sebut Nyanyian Rasis untuk Mike Maignan Menjijikan
Infantino pun menginginkan hukuman lebih berat kepada tim yang pendukungnya terbukti melakukan tindakan rasialisme.
"Termasuk prosedur tiga langkah (laga dihentikan, laga kembali dihentikan, laga ditangguhkan), kita harus mengimplementasikan pengguguran otomatis untuk tim yang suporternya melakukan rasialisme dan menyebabkan pertandingan dihentikan."
"Juga pemberian hukuman masuk stadion di seluruh dunia serta tuntutan pidana bagi pelaku rasialisme," kata Infantino menegaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.