KOMPAS.com - Desakan PSSI untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) mencuat usai Tragedi Kanjuruhan.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan memberikan rekomendasi kepada di antaranya Ketum beserta Exco PSSI mundur hingga KLB.
Sementara pihak PSSI menegaskan menolak rekomendasi TGIPF tersebut. Mereka kemudian menjalankan transformasi sepak bola sebagai solusi lain.
Namun, desakan KLB masih mengalir. Terkini, Persis Solo yang diwakili Kaesang Pangarep dan Persebaya Surabaya di bawah arahan Azrul Ananda menyurati PSSI untuk menggelar KLB.
Kemudian, Arema FC, Persija Jakarta, dan PSIS Semarang mendukung adanya transformasi sepak bola meski tak menyebutkan KLB dalam pernyataan resmi mereka.
Baca juga: Persebaya-Persis Tegas Desak PSSI Gelar KLB, Persija?
KLB PSSI biasanya digelar ketika ada satu hal genting di dunia sepak bola Indonesia, dalam hal ini adalah Tragedi Kanjuruhan.
Gelaran KLB biasanya mengusulkan pemilihan pengurus PSSI yang baru mulai dari Exco sampai Ketua Umum.
Jika tujuannya demikian, desakan KLB adalah upaya sesuai dengan rekomendasi TGIPF.
Hanya saja, KLB bisa digelar jika lebih dari 2/3 (dua pertiga) anggota PSSI menyurati federasi untuk mengagendakan hal tersebut.
Baca juga: PSSI Tolak Rekomendasi TGIPF, Posisi Iwan Bule Dilindungi Statuta
Ketua Tim Penyusun Statuta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Dali Tahir, yang juga mantan anggota Komite Etik FIFA dan pendiri Liga Galatama turut merespon dorongan untuk dilakukannya KLB.
Dali Tahir memahami adanya desakan KLB seusai Tragedi Kanjuruhan. Namun, dia mewanti-wanti agar desakan KLB bukan berlandaskan amarah satu pihak.
"Saya menghargai pandangan tersebut. Tapi, maaf, Ali Sadikin yang di KLB 1980-an awal, tidak membuat PSSI menjadi lebih baik," kata Dali Tahir dalam press release yang diterima Kompas.com.
"Nurdin Halid digempur, didemo selama delapan bulan, juga tidak membuat PSSI menjadi baik. Mengapa? Karena dasar penggulingan itu emosi yang berlebih," tuturnya, seperti dikutip, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Tolak KLB, PSSI Tegaskan Rekomendasi TGIPF Tidak Bersifat Mutlak
Sebaliknya, dia berpendapat untuk mengikuti saran FIFA, dalam hal ini transformasi sepak bola Indonesia.
"Jika FIFA tidak menggap para pengurus PSSI itu untuk mundur, ya begitu fakta yang ada," jelas dia.
"Sekali lagi, bukan berarti kita ingin melupakan korban dan penelusuran kasusnya. Semua harus tetap berada dalam koridor hukum sepak bola," tegas Dali Tahir.
Sejauh ini, transformasi sepak bola yang diusung FIFA dan PSSI berkaitan dengan rumusan tepat tata kelola sepak bola di Indonesia, mensinkronkan peran dan tanggung jawab dari setiap pemangku kepentingan sepak bola (mulai dari PSSI, pemerintah dan kepolisian, serta klub peserta dan penonton).
Kemudian, memperbaiki manajemen infrastruktur, pengamanan, penyelamatan, manajemen kerumunan, manajemen penonton, dan edukasi sepak bola.
Baca juga: PSSI Ungkap Makna Digelarnya Fun Football dengan FIFA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.