KOMPAS.com - Pemandangan tak biasa tersaji ketika Argentina melawan Italia pada semifinal Piala Dunia 1990. Kala itu, Diego Maradona adalah pemain "tim tamu". Akan tetapi, tampil di San Paolo membuat Maradona seperti bermain di rumah sendiri.
Argentina, juara edisi 1986 di Meksiko, bertemu tuan rumah Italia pada semifinal Piala Dunia 1990.
Laga itu dilangsungkan di Stadion San Paolo, markas klub yang dibela Maradona, Napoli.
Bagi Napoli dan para pendukungnya, Maradona bukan hanya pemain bintang. El Pibe de Oro alias Si Anak Emas itu adalah "dewa".
Maradona yang datang ke Napoli dari Barcelona pada musim panas 1984 berhasil mengangkat derajat Napoli dan kota Naples.
Sebelum Maradona datang, Napoli hanyalah klub papan tengah dan warga Naples kerap dipinggirkan.
Maradona adalah mukjizat bagi Napoli.
Klub berjulukan I Partenopei itu dia bawa dua kali memenangi scudetto Serie A, gelar yang sebelumnya tak pernah mereka rasakan.
Maradona juga punya andil besar ketika Napoli meraih gelar Piala UEFA 1988-1989, satu-satunya trofi Eropa yang dikoleksi I Partenopei hingga saat ini.
Dengan keberhasilan dia membantu Napoli menjadi klub yang disegani di Italia, tak heran jika publik San Paolo memuja Maradona setinggi langit.
Baca juga: Bola Gol Tangan Tuhan Maradona Segera Dilelang, Capai Rp 52 Miliar
Empat tahun setelah memimpin Argentina memenangi Piala Dunia 1986 di Meksiko, Diego Maradona kembali menjadi tumpuan Albiceleste pada turnamen di Italia.
Timnas Argentina kala itu masih dilatih Carlos Billardo dan Maradona tetap menjadi kapten tim.
Meski masih ada Maradona, Argentina tak begitu meyakinkan pada babak penyisihan grup, di mana mereka lolos ke babak 16 besar sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik.
Lepas dari fase grup, Argentina lantas menekuk Brasil lalu Yugoslavia untuk memastikan tempat di semifinal. Lawan Maradona dkk di semifinal adalah tim tuan rumah Italia.
Duel Italia vs Argentina pada semifinal Piala Dunia 1990 digelar di Stadion San Paolo, kandang kebanggaan Napoli yang menjadi tempat Maradona mengabdi enam musim belakangan.