KOMPAS.com - Klub Liga 1 Persis Solo menuntut lima hal terkait penanganan Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban meninggal dunia setidaknya 131 jiwa.
Persis Solo memberikan respons terhadap penanganan insiden di Stadion Kanjuruhan selepas laga Arema FC vs Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1, Sabtu (1/10/2022).
Dalam pernyataan resmi klub yang dirilis pada Jumat (7/10/2022), Persis Solo menuntut pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat.
Tak hanya itu, klub berjulukan Laskar Sambernyawa itu juga berharap adanya reformasi sistematik sebagai upaya agar Tragedi Kanjuruhan tidak terulang lagi pada masa mendatang.
Baca juga: Pesan Damai Usai Tragedi Kanjuruhan, Mataram Is Love untuk Stadion Manahan
Salah datu poin yang menjadi tuntutan Persis Solo adalah peniadaan jam kick-off yang terlalu malam.
Menurut Persis, semua pihak meliputi federasi (PSSI), operator liga dan pemegang hak siar harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub, panitiap pelaksana, dan aparat keamanan setempat.
"Peniadaan jam kick-off yang terlalu malam, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan."
"Federasi, operator, dan official broadcast harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub yang berkoordinasi dengan panitia pelaksana dan aparat setempat," demikian bunyi salah satu tuntutan Persis Solo.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Saatnya Kubur Benci dan Dendam di Bawah Kibaran Cinta
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah lima poin yang menjadi tuntutan Persis Solo terkait penanganan terhadap Tragedi Kanjuruhan.
1. Adanya forum lintas klub, panpel, dan aparat berwenang yang diinisiasi oleh operator liga dan federasi, untuk membahas reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar stadion.
2. Adanya pihak yang harus bertanggungjawab atas insiden di Kanjuruhan, serta diproses hukum secara transparan dan seadil-adilnya.
3. Peniadaan jam kick-off yang terlalu malam, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Federasi, operator, dan official broadcast harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub yang berkoordinasi dengan panitia pelaksana dan aparat setempat.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Cerita Petugas Medis Berjuang di Tengah Keterbatasan
4. Adanya reformasi sistematik di dalam kepengurusan ekosistem sepakbola Indonesia sebagai bentuk respons atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, sekaligus bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik.
5. Jika tuntutan tersebut urung bisa dipenuhi, Persis mengajukan mosi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.