KOMPAS.com - Bobby Fischer akan selalu terkenang sebagai legenda catur Amerika Serikat dan dunia.
Bobby Fischer adalah orang Amerika Serikat pertama yang mampu mengalahkan pecatur Rusia sekaligus pemegang gelar juara dunia, Boris Spassky, pada 1972 di Reykjavik, Islandia.
Saat itu, Bobby Fischer menang secara dramatis dan dikenal sebagai pecatur yang angkuh.
Sebelum pertandingan itu, dia sempat mengancam tidak akan muncul dan menunda keberangkatannya dari New York.
Dia bersikeras diliput televisi, tapi kemudian menolak bermain untuk kamera.
Baca juga: Pecatur Muda Jajal Turnamen Catur Japfa FIDE RATED
Dia kalah pada game pertama karena kesalahannya sendiri, lalu kehilangan game kedua.
Pada tengah pertandingan dia mengancam akan mundur, kecuali Spassky setuju memindahkan permainan ke sebuah ruangan kecil, jauh dari penonton.
"Dia membuat penyelenggara turnamen putus asa," tulis Fred Waitzkin dalam “Mencari Bobby Fischer," bukunya 1988 tentang dunia catur, yang menjadi dasar untuk film 1993.
Pada akhirnya, Fischer tampil sangat brilian di Reykjavik. Setelah pertandingan itu, dia menjadi legenda karena menjadi orang AS pertama yang mengalahkan Rusia dalam permainan andalan mereka.
Baca juga: GM Susanto Megaranto: Turnamen Catur Klasik Minim
Setelah 20 tahun berselang atau pada 1992, pertandingan ulang antara Fischer dengan Spassky tercipta.
Namun, tujuan pertandingan kali ini adalah soal uang. Fischer bangkrut dan bahkan menjadi tunawisma karena kelakuannya.
Pertandingan Fischer vs Spassky terjadi di Sveti Stefan, sebuah resor di republik Yugoslavia, Montenegro, hanya beberapa mil dari perang berdarah yang kemudian berkecamuk di Bosnia.
Imbalan 5 juta dollar AS untuk pertandingan ulang itu disiapkan oleh seorang pedagang roda Serbia bernama Jezdimir Vasiljevic.
Pada konferensi pers, Fischer mengangkat sepucuk surat dari Departemen Keuangan AS yang memperingatkannya bahwa keikutsertaannya dalam pertandingan tersebut, yang dianggap sebagai proyek ekonomi.
Baca juga: Cara Main Catur 4 Langkah Mati atau Scholars Mate
Bermain dalam pertandingan itu dinilai melanggar sanksi AS terhadap Yugoslavia. Maka, dia bisa dikenakan denda dan penangkapan. Di depan lebih dari 150 wartawan, dia meludahi surat itu dan mengomel terhadap orang Yahudi dan Rusia.