JAYAPURA, KOMPAS.com - Pada beberapa cabang olahraga di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua, ada kata tambahan di belakang nama cabang olahraga sesuai spesifikasi peserta.
Misalnya, judo tunanetra, sepak bola cerebral palsy, tenis lapangan kursi roda, dan bulu tangkis kursi roda.
Baca juga: Peparnas (Masih) Jalan Sepi dan Nyanyi Sunyi
Sejak awal, perhelatan Peparnas XVI Papua sudah mempertontonkan perbedaan "kasta".
Perbedaan "kasta" atau kelas itu ada dua.
Kelas elite dan kelas nasional.
"Tujuan perbedaan kelas itu agar terjadi pemerataan prestasi bagi atlet," kata pernyataan resmi panitia penyelenggara Peparnas XVI Papua, Rabu (3/11/2021).
Penerapan kelas elite dan nasional berlaku pada sejumlah cabang olahraga yakni bulu tangkis, catur, judo, menembak, dan renang.
Kelas elite memiliki persyaratan khusus bagi atlet nasional yang pernah terjun di perhelatan laga internasional.
"Atlet dengan kategori itu hanya boleh bertanding pada satu nomor saja di cabang olahraga," tutur pernyataan penyelenggara.
Sementara, aturan kelas nasional berlaku bagi atlet daerah dan nasional yang belum pernah ikut dalam pertandingan internasional.
Sementara itu, pada Peparnas XVI Papua, Komite Nasional Paralimpiade Indonesia (NPC Indonesia) juga mengeluarkan ketentuan khusus penyebutan cabang olahraga.
"Penyebutan nama cabang olahraga di Peparnas XVI Papua tanpa menambahkan kata 'para' di depan kata nama cabang olahraga," kata penyelenggara.
Peparnas XVI Papua mengikutsertakan atlet penyandang disabilitas dari 34 provinsi di Indonesia.
Pada Peparnas XVI, ada 12 cabang olahraga pertandingan.
Dari jumlah cabang-cabang olahraga itu, ada 602 nomor pertandingan.