KOMPAS.com - Pemenang dalam pertandingan tolak peluru ditentukan lewat hasil tolakan terjauh dari semua peserta.
Pada babak penyisihan, setiap peserta memiliki tiga kali kesempatan untuk melakukan tolak peluru.
Kemudian pada partai final, mereka diberi kesempatan sebanyak enam kali.
Dari tiga atau enam kesempatan tersebut, pemenang ditentukan lewat hasil tolakan paling jauh.
Baca juga: Cara Melakukan Gerakan Tolak Peluru Gaya Menyamping
Guna mendapat hasil maksimal, atlet perlu memahami bagian mana saja yang berpengaruh dalam tolakan, khususnya otot lengan dan perut.
Sebab, tolak peluru merupakan olahraga yang memanfaatkan kekuatan otot lengan dan perut, terutama dalam gaya ortodoks.
Adapun gaya ortodok merupakan suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh menyampingi sektor tolakan, gerakan ini juga disebut gaya menyamping.
Dalam penilitian hubungan antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot perut dengan kemampuan tolak peluru gaya ortodhox keluaran Universitas Nusantara PGRI Kediri, hasilnya cukup berpengaruh.
Baca juga: Sikap Badan pada Akhir Gerakan Tolak Peluru
Peserta dalam penelitian tersebut merupakan siswa olahraga dari salah satu sekolah. Mereka dites untuk menolak peluru antara sebelum dan sesudah melakukan latihan otot perut maupun lengan.
Otot perut dan lengan dilatih melalui push-up dan sit-up.
Hasilnya, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara hasil tolak peluru antara sebelum dan sesudah melakukan latihan push-up dan sit-up.
Penilitian yang hampir sama dilakukan oleh mahasiswa Universitas Riau yang menjelaskan hubungan otot lengan dengan kemampuan tolak peluru.
Baca juga: Cara Menempatkan Peluru yang Benar dalam Tolak Peluru
Dalam penilitian tersebut menegaskan ada kontribusi 30 persen latihan otot lengan dalam hasil tolak peluru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.