KOMPAS.com - Kecepatan dalam dunia olahraga selalu identik dengan laju atau gerak baik itu atlet, mesin motor, mobil, maupun kuda.
Namun, kecepatan nyatanya dapat dipandang dari segi gerak maupun dari komponen fisik.
Apa saja yang dimaksud dengan kecepatan dari segi komponen fisik? Melansir jurnal Cara Mengembangkan Kecepatan Lari dari Slamet Widodo, berikut adalah jawabannya:
Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal, dalam waktu yang sangat cepat. Komponen pembentuk power adalah kekuatan dan kecepatan.
Baca juga: Start Lari Estafet
Stamina adalah kemampuan otot untuk melakukan gerakan cepat, dalam waktu yang relative lama. Komponen pembentuk power adalah kecepatan dan daya tahan.
Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi sesuai dengan situasi yang dihadapi. Kelincahan merupakan kemampuan mengubah arah dengan cepat secara efektif.
Sprinting speed adalah kemampuan untuk bergerak ke depan dengan kekuatan dan kecepatan
maksimal.
Baca juga: Kategori Lari Marathon
Sprinting speed yang baik akan dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah.
Reaction of speed ialah kecepatan mengadakan reaksi terhadap suatu rangsang. Rangsangan dapat berupa bola, lawan atau keadaan sekitarnya.
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh ketajaman panca indra, ketangkasan, kemampuan memaksimalkan pergerakan badan, dan posisi badan.
Baca juga: Strategi Penentuan Karakter Pelari dalam Lari Estafet
Masih mengutip dari jurnal karya Slamet Widodo, kecepatan dari segi gerak dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
Kecepatan gerak asiklis yaitu kecepatan gerak pada bagian tubuh. Contoh gerakan asiklis yaitu menendang, melempar, memukul, melompat dan sebagainya.
Sementara kecepatan gerak siklis yaitu kecepatan gerak maju seluruh badan. Contoh gerakan siklis yaitu berlari.
Baca juga: Cara Melakukan Lari Estafet
Menurut Bompa dalam bukunya Periodization Theory and Methodology of Training (1999) ada enam faktor.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan?
Baca juga: Pelaksanaan Gerak Lari Jarak Pendek
Soal keturunan disetujui oleh Nosseck dalam bukunya yang berjudul General Theory of Training (1984).
Nosseck mengatakan: "Seorang atlet yang otot-ototnya terutama terdiri dari serat-serat merah tidak bisa berkembang menjadi pelari cepat kelas teratas. Sementara atlet yang memiliki serat otot putih lebih berpeluang untuk menjadi pelari cepat kelas atas."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.