Kejuaraan Piala Sudirman: Sejarah dan Bentuk Trofi

KOMPAS.com - Sekitar satu bulan lebih dari sekarang, kejuaraan bulu tangkis bernama Piala Sudirman atau Sudirman Cup akan digelar.

Piala Sudirman atau Sudirman Cup adalah kejuaraan bulu tangkis internasional beregu campuran yang masuk kategori BWF Major Event dan berada dalam grade 1.

Pada 23 September mendatang, Piala Sudirman akan digelar di Vantaa, Finlandia.

Sejatinya, Sudirman Cup dijadwalkan bergulir pada 23-30 Mei 2021.

Namun, karena seiring bergesernya beberapa jadwal turnamen lain membuat Piala Sudirman terpaksa ditunda.

Baca juga: Apa Itu Challenge pada Pertandingan Bulu Tangkis?

Adapun, Piala Sudirman akan digelar pada 26 September hingga 3 Oktober 2021.

Sejarah Piala Sudirman

Dilansir situs resmi BWF Sudirman Cup, turnamen ini mempertandingkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.

Kejuaraan ini digelar dua tahun sekali. Pertama kali digelar di Jakarta, Indonesia pada tahun 1989.

Piala Sudirman pertama kali dicetuskan oleh Indonesia pada tahun 1989.

Baca juga: Kisah F4 Bulu Tangkis Dunia: Taufik Hidayat, Lin Dan, Lee Chong Wei, dan Peter Gade

Nama Sudirman diambil dari nama tokoh perbulu tangkisan Indonesia, almarhum Dick Sudirman, salah seorang pendiri PBSI dan dikenal sebagai bapak bulu tangkis Indonesia.

Dick Sudirman adalah eks pebulu tangkis Indonesia sekaligus pendiri Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Dia pernah menjadi Ketua PBSI pada periode 1952-1963 dan 1967-1981.

Berdasarkan sejarahnya, Indonesia baru satu kali menjadi juara Piala Sudirman yaitu pada edisi pertama tahun 1989 saat jadi tuan rumah.

Negara tersukses di Sudirman Cup adalah China dengan koleksi 11 trofi. China juga merupakan juara bertahan turnamen ini.

Baca juga: 5 Nomor Bulu Tangkis yang Dipertandingkan

Negeri Tirai Bambu ini terakhir menjadi juara Sudirman Cup pada 2019 saat menjadi tuan rumah.

Bentuk Trofi

Dilansir laman PB Djarum, trofi Piala Sudirman berbentuk shuttlecock yang dilapis emas 22 karat dengan tinggi 80 cm.

Pada bagian puncak piala terdapat ukiran replika Candi Borobudur. Lalu, untuk pegangan piala berbentuk benang sari.

Sementara bagian bawah atau alas berbentuk segi delapan atau oktagon menggunakan kayu jati yang berasal dari hutan Indonesia .