KOMPAS.com - Pengalaman unik, dan mengerikan, diungkapkan oleh petarung MMA asal Brasil, Leonardo Barbosa, yang turun menghadapi petarung tuan rumah Ahmed Wali Hotak, di main event TGFC 11 di ibukota Afghanistan, Kabul, pada 11 Februari 2021.
Leonardo Barbosa mencurahkan hati lewat media sosial seusai laga tersebut bahwa ia dengan sengaja mengalah setelah diancam dengan pistol di rumah ganti.
Hal ini diutarakan oleh MMA Fighting yang baru-baru ini menghubungi sang petarung unutk meminta klarifikasi.
Akun media sosial Leonardo Barbosa sendiri tengah dikunci karena ia mengatakan dapat beberapa DM "agresif" dari publik Afghanistan yang mengatakan bahwa dirinya berbohong.
Leonardo Barbosa pertama mengutarakan alasan dia bersaing di Afghanistan.
Baca juga: Kala Kebencian Khabib Nurmagomedov Dimanfaatkan Presiden UFC
Barbosa direkrut oleh organisasi tersebut setelah memenangi 13 dari 15 pertarungannya di ajang regional Brasil.
Namun, laga di kelas welter kontra Ahmed Wali Hotak sendiri berlangsung jauh dari normal.
Menurut Barbosa, seseorang masuk ruang gantinya pada malam pertarungan dan "mulai berteriak-teriak" dalam bahasa lokal.
Tanpa seorang pendamping pun yang bisa menerjemahkan, ia mengatakan awalnya tak dapat mengerti perkataan orang tersebut.
Barbosa datang sendiri dari Brasil ke Afghanistan setelah manajernya dites positif Covid-19 sehari sebelum mereka harus meninggalkan negara Amerika Latin tersebut.
Barbosa hanya ditemani oleh corner man-nya, seorang warga negara Iran, yang ia temui dalam perjalanan.
Sang petarung mengatakan pria yang masuk kamar gantinya tersebut menunjukkan pistol yang ia bawa sembari tetap berteriak-teriak.
Saat masuk oktagon, Barbosa mengatakan orang itu ada di area VIP dan sangat dekat ke kandang.
Barbosa mengatakan ia unggul pada ronde pertama duel tersebut dengan lawannya mengalami patah hidung dan memang harus menjalani operasi keesokan harinya.
Baca juga: UFC 258, Jorge Masvidal Terima Tantangan Kamaru Usman
"Namun, orang di area VIP tersebut terus berteriak sangat agresif. Dia bahkan mendekat ke kandang di antara ronde dan mengatakan hal sama seperti di ruang ganti, hanya lebih agresif," tuturnya lagi.