KOMPAS.com - Legenda hidup Persija Jakarta dan timnas Indonesia, Bambang Pamungkas, mengungkapkan tiga hal yang menjadi musuh besar bagi atlet nasional.
Tiga musuh besar tersebut merupakan tantangan bagi tiap atlet, termasuk sepak bola, untuk meniti karier mereka.
Tiga hal itu yakni cedera, kejenuhan, dan popularitas.
Bagi Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas, popularitas merupakan musuh terberat.
Sebab, popularitas seakan menjadi dua mata koin, mampu mengangkat sekaligus menjatuhkan.
Baca juga: Shin Tae-yong Masih Ingin Bawa Timnas U19 Indonesia ke Korea Selatan
Popularitas, menurut dia, memang bisa menjadi hal positif, tetapi juga sangat negatif jika tak dapat diantisipasi dengan baik.
Pasalnya, banyak pemain yang mendadak lupa dengan identitas mereka sebagai seorang atlet karena terbuai dengan popularitasnya yang kian menanjak.
"Saya selalu menyampaikan bahwa musuh terbesar seorang atlet ada tiga. Pertama cedera, kejenuhan, dan popularitas," kata Bepe dalam jumpa pers virtual “Pembukaan Biskuat Academy 2020”, Kamis (5/11/2020).
"Dari tiga ini yang terberat adalah popularitas terutama di era seperti ini."
Baca juga: Daftar Skuad Timnas Inggris, Beda Nasib Phil Foden dan Mason Greenwood
"Itulah kenapa saya selalu menyampaikan bahwa kita harus fokus pada apa yang kita kerjakan dan mengerti siapa kita," ujar dia menambahkan.
Artinya, sebagai seorang atlet maka penilaian publik terhadap mereka adalah seberapa baik penampilan mereka di lapangan.
"Bukan soal seberapa populer ataupun seberapa banyak jumlah penggemar atau followers di media sosial," tegas mantan striker timnas Indonesia tersebut.
Manajer klub Persija Jakarta itu menyampaikan bahwa dia tak bermaksud membatasi keinginan seseorang.
Baca juga: Shin Tae-yong: Kalau Pemain Timnas Moody, Lebih Baik Pulang
Hanya saja, para atlet itu seharusnya sadar bahwa popularitas bukan tujuan utama dalam berkarier.
"Karena kadang kalau tidak bisa mengatasi (popularitas) dengan baik (fokus) bisa terpecah. Kalau karier tidak 100 persen, mungkin di lapangannya juga," ucapnya.
Pria lulusan SMAN 1 Salatiga itu juga berpesan bahwa apapun profesi seseorang, yang paling utama adalah fokus pada apa yang dikerjakan serta tidak lupa dengan profesi sebenarnya.
Selain itu, mereka yang berdedikasi juga harus mampu menentukan mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan.
Baca juga: Jadi Pelatih Timnas, Shin Tae-yong Merasa Dapat Hak Istimewa
"Dalam apapun profesi kita yang paling utama adalah fokus pada apa yang kita kerjakan. Jangan lupa profesi kita sebenarnya apa," ujarnya dikutip Antara News.
" berkarier lama 20 tahun karena saya fokus di sepak bola. Itulah kenapa banyak orang yang jarang melihat saya hadir dalam acara lain di luar sepak bola," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.