KOMPAS.com - Lionel Messi benar-benar membuat Barcelona panik. Isunya ingin meninggalkan klub bukan isapan jempol belaka.
La Pulga, begitu julukan Messi, terus melakukan pembangkangan.
Terbaru, pengoleksi enam gelar Ballon d'Or itu tidak hadir dalam latihan Barca yang digelar pada Senin (31/8/2020) waktu setempat di bawah asuhan pelatih anyar Ronald Koeman.
Messi juga absen kala timnya mengadakan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) Covid-19 sehari sebelumnya.
Baca juga: Setelah Absen Tes PCR, Lionel Messi Tak Ikut Pramusim Barcelona?
Isu Messi ingin meninggalkan Barcelona sebenarnya tak hanya muncul belakangan ini. Ia sudah ada sejak beberapa bulan lalu, bahkan beberapa tahun silam.
Namun, baru-baru ini, isu tersebut seperti mencapai puncaknya.
Apalagi, setelah Barcelona kalah menyakitkan dari Bayern Muenchen dengan skor 2-8 pada perempat final Liga Champions 2019-2020 yang membawa klub ke rekor terburuk sejak 1946.
Messi bersikeras ingin meninggalkan Barcelona dengan mengaktifkan klausul khusus dalam kontraknya yang masih tersisa satu tahun, atau hingga Juni 2021.
Klausul khusus itu membuat dia bisa mengakhiri kontraknya di Barcelona secara sepihak setiap akhir musim kompetisi dengan catatan memberi tahu manajemen klub terlebih dulu.
Messi dikabarkan telah mengajukan pemutusan kontrak tersebut ke Barcelona pada Selasa (25/8/2020) dengan mengirim burofax.
Meski ia tidak menyatakan secara langsung ingin meninggalkan Barca, karena itu hanya ulah media yang mengabarkannya. Memang demikian.
Akan tetapi, sekali lagi, Messi sudah membuat Barcelona panik.
This young Barcelona fan was heartbroken when Lionel Messi didn't turn up for pre-season training ???? pic.twitter.com/IBkCHAD2e9
— Goal (@goal) August 30, 2020
Bahkan, operator Liga Spanyol, La Liga, baru-baru ini memberikan klarifikasi terkait sengketa kontrak yang melibatkan Lionel Messi dan Barcelona.
La Liga menyebut Messi tidak bisa meninggalkan Barcelona dengan pemutusan kontrak sepihak.
La Pulga hanya bisa meninggalkan Barcelona jika ada tim yang mampu membayar klausul pelepasan sebenar 700 juta euro atau sekitar Rp12 triliun.