KOMPAS.com - Tujuh petinju kelas berat diprediksi bisa menjadi penerus Deontay Wilder sebagai petinju Amerika Serikat yang unggul.
Dikutip dari BolaSport.com, Deontay Wilder mengawali karier profesional di dunia tinju usai meraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008.
Walau gagal mengantarkan Amerika Serikat meraih emas, dia justru mampu berbuat banyak pada level profesional.
Baca juga: Henry Cejudo Dapat Tantangan dari Juara Tinju untuk Kembali Bertarung
Karier petinju berjuluk The Bronze Bomber itu bisa dibilang cemerlang serta menegaskan dirinya sebagai raja knockout (KO).
Wilder, sejak memulai karier dari 2008, selalu memenangkan pertarungan dengan KO/TKO.
Catatan selalu memenangkan pertandingan dengan KO/TKO milik Wilder kemudian terhenti ketika melakoni laga ke-33 secara profesional.
Saat itu, dia menghadapi Bermane Stiverne (Kanada) untuk memperebutkan sabuk juara WBC pada 17 Januari 2015.
Wilder untuk pertama kalinya bertarung secara sengit dan sampai 12 ronde.
Kendati bertanding selama 12 ronde, Wilder itu dinyatakan menang secara unanimous decision atau keputusan angka mutlak.
Berkat hasil positif tersebut, petinju 34 tahun itu berhak mendapat sabuk WBC.
Kini, sabuk WBC milik Wilder telah diambil alih oleh Tyson Fury pada Februari 2020.
Kekalahan Wilder itu merupakan pertama kali dalam karier tinju profesional miliknya.
Di sisi lain, Wilder tetap memukau publik Amerika Serikat pada waktu yang tepat karena kehilangan sosok ganas seperti Mike Tyson.
Baca juga: Presiden WBC Bela Tyson Fury yang Dituding Curang Saat Lawan Deontay Wilder
Wilder seperti Mike Tyson, merupakan jenis tipikal petinju ganas karena memiliki pukulan mematikan.
Selain itu, petinju kelahiran Alabama ini sudah berusia 34 tahun dan disinyalir mendekati pensiun.