KOMPAS.com - Lingkar leher yang besar menjadi salah satu ciri khas legenda tinju kelas berat, Mike Tyson. Tidak heran jika dia mendapat julukan Si Leher Beton.
Postur tubuh yang ideal menjadi modal berharga bagi Mike Tyson untuk menjadi salah satu petinju terkuat sepanjang sejarah.
Fisik Mike Tyson ternyata sudah terbentuk sejak kecil.
Dalam wawancara dengan Ring TV seperti dikutip dari BolaSport.com, mantan pelatih Tyson, Teddy Atlas, menggambarkan betapa menakjubkannya tubuh Tyson.
"Bakat paling murni, anugerah Tuhan, paling awal yang bisa Anda lihat adalah Tyson saat berusia 12 tahun, yang beratnya 190lb (86 kg), tetapi tanpa lemak," kata Atlas.
Baca juga: Pepatah Tyson Fury untuk Deskripsikan Duel Kontra Anthony Joshua
Badan yang kokoh membantu Tyson untuk bersaing di kelas berat meski postur tubuhnya terbilang pendek jika dibandingkan lawan-lawannya.
Leher yang besar menjadi profil paling mencolok yang dimiliki Tyson. Sebab, semakin besar ukuran lingkar leher semakin tangguh pula kepala Anda untuk menerima pukulan.
Namun begitu, leher yang besar saja tidak cukup apabila tidak pernah dilatih. Tyson pun memiliki cara tersendiri untuk memperkuat otot lehernya.
Baca juga: Trilogi Mike Tyson Vs Evander Holyfield Dituding akan Jadi Laga Palsu
Neck bridge, itulah teknik latihan yang digunakan Tyson untuk membuat lehernya sekuat beton.
Neck bridge dilakukan dengan cara melakukan sikap kayang, tetapi tidak menggunakan telapak tangan sebagai tumpuan, melainkan kepala.
Latihan ini biasa dipakai oleh atlet gulat. Namun, beberapa petinju juga menggunakan neck bridge untuk memperkuat otot lehernya.
Baca juga: VIDEO - Saat Mike Tyson Hibur Muhammad Ali yang Sedang Sakit
Adapun menurut informasi yang dikutip BolaSport.com dari Muscle Prodigy, Tyson melakukan neck bridge selama 10 menit setiap harinya ketika masih aktif bertinju.
Perlu diingat bahwa neck bridge adalah latihan yang berisiko. Jika dilakukan sembarangan, neck bridge bisa menyebabkan cedera leher alih-alih memperkuatnya.
Jadi, jangan melakukan neck bridge tanpa pengawasan dari instruktur profesional. (Ardhianto Wahyu Indraputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.