Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Mengaku Jadi Bek Terbaik Dunia, Lovren Masa Bodoh soal Kritikan

Kompas.com - 06/06/2020, 14:00 WIB
Nirmala Maulana Achmad

Penulis

KOMPAS.com - Bek tengah Liverpool, Dejan Lovren, angkat bicara terhadap kritik-kritik yang datang kepadanya.

Hal ini setelah dirinya mulai jarang mendapat kesempatan bermain di Liverpool.

Padahal, Lovren sempat mengaku, ia merupakan bek terbaik dunia.

Pendapat itu ia utarakan pada 2018, setelah berhasil mengantarkan timnas Kroasia melaju ke final Piala Dunia 2018.

"Saya telah membuktikan kenapa saya bisa mengantarkan Liverpool ke final dan kini saya mengulanginya bersama Kroasia," ucapnya pada saat itu.

"Orang-orang harus mulai berpikir kalau saya adalah bek terbaik di dunia," ujar Lovren.

Baca juga: Selain Dejan Lovren, 3 Nama Siap Dilepas Liverpool di Bursa Transfer

Entah kebetulan atau tidak, setelah perkataan itu, Lovren mulai menjadi pilihan kedua Juergen Klopp di lini pertahanan Liverpool.

Klopp lebih sering memasang duet Van Dijk-Joel Matip atau Van Dijk-Joe Gomez.

Sebelum Piala Dunia, Lovren tampil 43 kali dalam semua ajang, sementara pada musim setelah Piala Dunia, ia tampil 18 kali saja.

Bak hujan, kritik-kritik mulai datang kepadanya setelah itu. Kini, ia mulai melupakan kritik-kritik itu dan hanya fokus pada tujuan Liverpool.

Sebab, Liverpool hanya membutuhkan enam poin lagi untuk mengunci trofi Premier League, gelar yang 30 tahun belum mampir ke Anfield.

"Tujuan saya adalah bermain dan memenangkan trofi sebanyak mungkin. Namun pada saat ini fokus saya memenangkan dua pertandingan dan menjadi juara," ucap Lovren kepada Sky Sports.

"Setelah itu, lihat saja apa yang terjadi."

Baca juga: Dejan Lovren Mimpikan Liverpool Bisa Raih Banyak Trofi seperti Barcelona

Lovren memiliki cara tersendiri untuk melupakan atau menghindari kritik.

"Pada level saat ini, normal dikritik. Sejujurnya, saya tidak terlalu terganggu," ujar bek berusia 30 tahun itu.

"Saya tidak membutuhkan orang lain memberi tahu saya. Saya tidak membaca koran atau mendengarkan pandit terlalu banyak," ucap Lovren.

"Inilah sepak bola dan kita harus sepakat dengan itu semua."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com