Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pemotongan Gaji, Asosiasi Pesepak Bola Malaysia Punya Dua Syarat

Kompas.com - 19/04/2020, 08:40 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ditangguhkannya kompetisi sepak bola akibat wabah virus corona berdampak pada pemasukan klub.

Kondisi ini membuat beberapa klub di seluruh dunia mulai merencanakan langkah penyesuaian, seperti pemotongan gaji pemain.

Hal tersebut tentu menjadi polemik dalam dunia sepak bola, termasuk di Malaysia Super League, kasta tertinggi Liga Malaysia.

Dalam merespons rencana pemotongan gaji pemain, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Malaysia (PFAM) menekankan dua syarat yang harus dipenuhi pihak klub jika ingin menuntaskan rencana tersebut.

PFAM mendesak para pemain untuk tidak menerima pemotongan gaji jika syarat-syarat tertentu tidak dipenuhi oleh klub yang menaungi mereka.

Baca juga: Respons Shin Tae-yong Saat Tahu Wacana Pemotongan Gaji dari PSSI

Sebab, menurut PFAM, pihak klub seharusnya menghormati kontrak yang sudah disepakati dengan para pemain.

"Setiap negosiasi seputar pemotongan atau penangguhan gaji pemain harus memenuhi dua syarat utama," tulis PFAM, dikutip dari Straits Times.

"Tim yang berutang uang kepada pemain mereka harus menyelesaikannya terlebih dahulu sebelum berbicara tentang pemotongan gaji."

"Semua negosiasi dan kesepakatan terkait pemotongan haji harus dilakukan secara individual dengan para pemain (kasus per kasus). Ini karena setiap pemain tidak mendapatkan gaji yang sama."

"Pemotongan gaji tidak harus dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan tarif minimal," demikian pernyataan PFAM.

Baca juga: Pelatih Timnas Thailand Tak Masalah tentang Pemotongan Gaji

Sebelumnya, Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) bersama operator liga telah mendesak tim dan pemain untuk berdiskusi terkait polemik pemotongan gaji.

Permintaan itu pun disambut baik oleh PFAM, yang bersedia melakukan diskusi dengan FAM dan operator liga pada 22 April mendatang.

Namun, sebelum pertemuan itu terlaksana, PFAM terlebih dulu mendengar kabar yang mengatakan bahwa beberapa tim telah mulai memangkas gaji pemain tanpa bernegosiasi.

Kabar ini membuat pihak PFAM yang diwakili striker Petaling Jaya City, Safee Sali, merasa kecewa dan sedih.

Oleh karena itu, mereka mendesak FAM dan operator liga untuk memantau dan memastikan keputusan dibuat dengan itikad baik.

"PFAM tidak ingin tim memanfaatkan Covid-19 sebagai alasan untuk masalah mereka saat ini," ujar penggawa timnas Malaysia pada AFF 2010 silam.

"Ironisnya, tim yang bermasalah ini adalah yang paling vokal tentang pemotongan gaji.

"Banyak faktor yang semestinya dipertimbangkan. Seseorang harus mempertimbangkan apa yang terjadi jika seorang pemain memiliki pendapatan sedikit dan belum dibayar selama berbulan-bulan, menerima pemotongan gaji," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com