MALANG, KOMPAS.com - Indonesia Basketball League (IBL) 2020 resmi dihentikan sementara menyusul situasi yang tidak kondusif karena penyebaran virus corona.
Direktur Utama IBL, Junas Mirandiansyah, mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah memiliki beberapa opsi antisipasi, seperti pertandingan tanpa penonton, sterilisasi pemain dan perangkat pertandingan, serta opsi lainnya.
Selain itu, opertor IBL pun juga sudah membuka komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk klub, sponsor, federasi, hingga kementerian untuk membahas opsi tersebut.
Namun, setelah melakukan pertimbangan bersama, diputuskan bahwa wabah corona ini sebagai force majeure yang tidak dikontrol sehingga untuk saat ini penghentian kompetisi menjadi opsi yang paling realistis.
Baca juga: Imbas Virus Corona, Kompetisi IBL 2020 Dihentikan Sementara
Pemberhentian ini pun sudah mengantongi izin dari pihak federasi bola basket Indonesia dan Kemenpora. Bahkan, Junas mengkalim Menpora sangat mendukung keputusan ini.
"Tujuannya hanya satu, pasti keselamatan pemain, ofisial, penonton juga. Sampai seri keenam, belum ada hal-hal yang tidak kita inginkan, dan jangan sampai itu terjadi," ucapnya.
"Jadi, murni ini kami putuskan karena keselamatan seluruh pihak yang terlibat dalam liga," katanya.
Baca juga: F1 2020 Terancam Ditunda hingga Mei akibat Virus Corona
Diakui, penghentian ini menimbulkan kerugian baik dari segi materi dan nonmateri. Belum lagi pihak klub sudah mengeluarkan dana untuk kontrak pemain lokal dan pemain asingnya.
Namun, dia meminta pengertian dari semua pihak. Pasalnya, jika dipaksakan untuk digelar pun tentu akan menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar daripada sebelumnya.
"Jadi, rasanya ini yang terbaik, kami tidak ingin menunggu setelah ada kejadian, baru kami hentikan," ucapnya.
Junas melanjutkan, untuk saat ini, kasta tertinggi bola basket Indonesia tersebut dihentikan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Baca juga: Juventus Pastikan Paulo Dybala Tak Terjangkit Virus Corona
Dia tidak bisa memastkan kapan kira-kira IBL akan kembali digelar.
Namun, rencananya minggu depannya pihaknya berencana mengadakan pertemuan kembali untuk membahas masalah ini.
"Opsinya, kami optimistis ini bisa dijalankan pada waktu yang setelah bisa diselenggarakan, tetapi, sekali lagi ada dua hal yang bisa kita kontrol dan tidak, itu yang menjadi pertimbangan. Kemudian, liga ini pelaku utamanya klub dan pemain, mereka perlu kita ajak bicara dan diskusi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.