Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shin Tae-yong Masih Ingin Melatih Korsel Setelah Piala Dunia, tetapi...

Kompas.com - 13/01/2020, 21:40 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Jurnalis Goal Korea Selatan, Steve Han, bercerita kepada Kompas.com mengenai petualangan Shin Tae-yong bersama Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018.

Menurutnya, Shin Tae-yong menghadapi sejumlah tantangan jelang turnamen yang bergulir di Rusia tersebut.

Korea Selatan kalah dalam dua laga pertama mereka di Grup F, kontra Swedia lalu Meksiko, di Piala Dunia 2018.

Namun, Son Heung-min cs berhasil menghentak dunia dengan menumbangkan Jerman sang juara bertahan 2-0 pada laga terakhir.

Baca juga: 3 Kekuatan dan Kelemahan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong

Ternyata, ersiapan sang pelatih ke Rusia sebenarnya tidak ideal sehingga tak bisa menjalani turnamen dengan formasi favoritnya.

"Skema awalnya untuk Piala Dunia 2018 adalah bermain dengan formasi 4-4-2/4-2-2-2 sebelum serangkaian cedera memaksanya mengubah pendekatan taktis secara radikal," tutur Steve melalui korespondensi dengan email ke Kompas.com.

Jurnalis Goal Korea Selatan, Steve Han, saat diwawancara oleh BBC.ISTIMEWA Jurnalis Goal Korea Selatan, Steve Han, saat diwawancara oleh BBC.

Pemberitaan media Tanah Air sejak Shin ditunjuk melatih Timnas Indoensia pun lebih menekankan keberhasilannya membawa Korea Selatan menang 2-0 atas Jerman.

Akan tetapi, tak banyak yang melirik dua kekalahan kontra Swedia (0-1) dan Meksiko (1-2).

KFA (PSSI-nya Korea Selatan) akhirnya memberhentikan Shin Tae-yong lalu menunjuk pelatih asal Portugal, Paulo Bento.

Steve Han mengungkapkan bahwa Shin sebenarnya masih ingin menukangi Korea Selatan setelah Piala Dunia. Akan tetapi, federasi punya pendapat berbeda.

Kompas.com lalu bertanya kenapa Korsel bisa mendapat hasil-hasil yang di bawah ekspektasi praturnamen tersebut.

"Anda membuat pernyataan valid," lanjut Steve.

"Kekalahan kontra Swedia adalah salah satu alasan utama kenapa Direktur Teknik KFA Kimg Pan-gon memilih untuk mendatangkan Paulo Bento sebagai ganti Shin setelah Piala Dunia, walau Shin sendiri ingin lanjut melatih Korsel," tuturnya.

Baca juga: Shin Tae-yong di Mata Jurnalis Korsel, Humoris dan Tidak Otoritatif

"Secara pribadi, saya merasa bahwa cara dia menyiapkan timnya kontra Swedia adalah sebuah kegagalan masif karena ia berusaha bermain bertahan dan menyerang lawan lewat serangan balik."

"Ide Shin adalah Korea dapat membuat Swedia tak siap dengan bermain bertahan tetapi fakta di lapangan berbeda dan strategi tersebut tak berjalan," tuturnya.

Ia menambahkan kalau Swedia sangat nyaman bermain bertahan dan menunggu kesempatan yang datang secara sabar.

Pada akhirnya, Korea menyelesaikan pertandingan dengan 0 shot on target.

Kekalahan kontra Swedia juga membuat sang jurnalis cukup kecewa dengan Shin karena ia tahu Son Heung-min cs lebih bagus dari tim negara Skandinavia tersebut.

"Ia punya sikap progresif dalam kepribadian dan gaya bermain sepak bola. Alhasil, taktik sangat bertahannya kontra Swedia sangat mengecewakan," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com