Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya atau Aliran dalam Karya Seni Rupa

Kompas.com - 26/05/2023, 20:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gaya atau aliran dalam seni rupa adalah suatu ciri khas dari suatu karya seni rupa yang secara temurun tidak akan berubah.

Dikutip dari Buku Pendidikan Seni Rupa Estetik Sekolah Dasar (2020) oleh Arina Restian, suatu karya seni rupa tergantung bagaimana gaya yang dipilih seniman yang membuatnya.

Jadi, membaca gaya suatu karya seni sebenarnya sama dengan mempelajari latar belakang gagasan seorang seniman.

Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yakni tradisional, modern, dan post modern/posmo.

Berikut penjelasan rinci mengenai masing-masing gaya seni rupa tersebut:

Baca juga: Aliran-aliran Seni Rupa Pramodern

Tradisional

Gaya seni rupa tradisional mempunyai sifat turun-temurun, artinya seni rupa yang diciptakan oleh masyarakat tidak mengalami perubahan dari masa ke masa.

Gaya seni rupa tradisional dapat dibedakan menjadi dua, yakni primitif dan klasik. Berikut penjelasannya:

  • Primitif, yakni gaya primitif mempunyai ciri-ciri sederhana, baik dari segi bentuk dan warnanya.
  • Klasik, yakni gaya klasik sudah mengalami perubahan gaya, dari yang sederhana menjadi rumit dan ornamental.

Baca juga: Aliran Seni Rupa Pop Art: Pengertian dan Sejarahnya

Modern

Gaya seni rupa modern adlaah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan dan pembaruan.

Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yakni representatif, deformatif, dan non-representatif. Berikut penjelasannya:

Representatif

Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam.

Gaya seni rupa yang tergolong representatif, antara lain:

  • Romantisme, yakni gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang
  • Naturalisme, yakni gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan alam atau alami. Pelukis pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai obyeknya
  • Realisme, yakni gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup

Baca juga: Pengertian dan Tokoh Seni Rupa Abstraksionisme, Suprematisme, dan Neo-Plastisisme

Deformatif

Perwujudan gaya seni rupa ini sudah mengalami perubahan bentuk (deformasi). Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, tetapi masih menyerupai bentuk aslinya.

Gaya seni rupa yang tergolong deformatif, antara lain:

  • Surealisme, yakni gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutkan otomatisme psikis yang murni atau alam mimpi
  • Ekpresionisme, yakni gaya/aliran seni rupa yang menggambarkan obyek sesuai dengan keadaan perupanya yang spontan saat melihat obyek
  • Impresionisme, yakni gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat obyek tersebut dilukis
  • Kubisme, yakni gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus

Baca juga: Pengertian dan Tokoh Seni Rupa Futurisme, Konstruktivisme, dan Abstrak-Ekspresionisme

Non-representatif

Non-representatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali.

Karya seni rupa abstrak ini, berupa susunan garis, bidang, dan warna yang terbebas dari bentuk alam.

Post-modernisme atau posmo

Post-modernisme adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern.

Seni rupa posmo memiliki perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamen.

Gaya posmo lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu.

Baca juga: Pengertian dan Tokoh Seni Rupa Ekpresionisme, Fauvisme, dan Kubisme

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com