KOMPAS.com – Bunyi merupakan sesuatu yang dapat didengar dan ditangkap oleh indra pendengaran manusia.
Bunyi-bunyi dalam bahasa yang dihasilkan dari alat ucap manusia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori.
Simak penjelasan mengenai 10 klasifikasi bunyi bahasa, sebagai berikut:
Berdasarkan ada tidaknya hambatan (vokal, konsonan, semivokal), yaitu:
- Vokal merupakan bunyi bahasa yang tidak mengalami hambatan pada saat pembentukannya.
- Kosonanan merupakan bunyi bahsa yang dibentuk dengan cara menghambat arus udara sebagian alat ucap.
- Semivokal merupakan bunyi yang sebenarnya tergolong kosonan, tetapi pada saat diartikulasikan belum membentuk konsonan murni.
Baca juga: Pengertian Resonansi dan Pipa Organa dalam Gelombang Bunyi
Bunyi berdasarkan jalan keluarnya arus udara
Berdasarkan jalan keluarnya arus udara (nasal, oral), yakni:
- Bunyi nasal merupakan bunyi yang dihasilkan dengan menutup arus udara ke luar melalui rongga mulut dan membuka jalan agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
- Bunyi oral merupakan bunyi yang dihasilkan dengan cara mengangkat ujung anak telak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dapat keluar melalui mulut.
Berdasarkan getaran pita suara
Berdasarkan getaran pita suara bunyi dibedakan menjadi bunyi bersuara dan bunyi tidak bersuara. Pada bunyi ini yang membedakannya berdasarkan ada tidaknya getaran pada pita suara sewaktu bunyi dihasilkan.
Berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara
Bunyi berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara (fortis, lentis), terbagi menjadi:
- Bunyi keras (fortis) merupakan bunyi bahasa yang pada waktu diartikulasikan disertai dengan ketegangan kuat arus, misalnya bunyi [s], [k], dan [t].
- Bunyi lunak (lentis) merupakan bunyi yang pada waktu diartikulasikan tidak disertai dengan ketegangan kuat arus, misalnya bunyi (d), [g), dan [z].
Baca juga: Pengertian Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Fisika
Berdasarkan lamanya bunyi diucapkan
Bunyi bahasa dibedakan atas bunyi panjang dan pendek. Perbedaan ini didasarakan pada lamanya bunyi itu diucapkan, atau lamanya bunyi itu diartikulasaikan.
Berdasarkan derajat kenyaringannya
Berdasarkan kenyaringannya, bunyi dibedakan menjadi bunyi nyaring dan bunyi tak nyaring. Luas atau besarnya ruang resonansi pada waktu bunyi diucapkan menentukan derajat kenyaringan.
Berdasarkan perwujudannya
Bunyi berdasarkan perwujudannya terbagi menjadi dua, yakni:
- Bunyi tunggal merupakan bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf, yaitu semua bunyi vokal dan konsonan.
- Bunyi rangkap merupakan dua bunyi yang dilambangkan dengan dua huruf atau lebih. Bunyi rangkap terdiri dari diftong dan klaster.
Berdasarkan arus udara
Bunyi berdasarkan arus udara, yakni:
- Bunyi egresif merupakan bunyi yang dapat dibentuk dengan cara mengeluarkan arus udara dari dalam paru-paru.
- Bunyi ingresif adalah bunyi yang dapat dibentuk dengan cara menghisap udara ke dalam paru-paru.
Berdasarkan segmentasinya
Berdasarkan segmentasinya terdapat dua kelompok bunyi, sebagai berikut:
- Bunyi segmental merupakan bunyi yang dapat disegmentasi, seperti bunyi vokal, semivokal, kosonan, diftong, dan klaster.
- Bunyi suprasegmental merupakan bunyi yang tidak dapat disegmentasikan, seperti bunyi tekanan, nada, jeda, dan durasi.
Baca juga: Perbedaan Rambatan Bunyi dan Cahaya
Berdasarkan keasliannya
Pada saat menghasilkan bunyi, bunyi-bunyi bahasa tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan bunyi bahasa sertaan atau bunyi bahasa pengiring.
Berikut yang termasuk bunyi bahasa sertaan atau bunyi bahasa pengiring antara lain:
- Labialisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan bibir
- Palatalisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan tengah lidah
- Nasalisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan hidung
- Velarisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan langit-langit lunak
- Retrofleksi, yakni bunyi bahasa yang dihasilkan ujung lidah
- Glotalisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan penutupan glotis
Referensi:
Abidin, Yunus. Konsep Dasar Bahasa Indonesia. 2019. Jakarta Timur:PT Bumi Aksara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.