Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Klasifikasi Bunyi Bahasa

Kompas.com - 10/03/2023, 06:30 WIB
Desi Selvia Ningrum,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bunyi merupakan sesuatu yang dapat didengar dan ditangkap oleh indra pendengaran manusia.

Bunyi-bunyi dalam bahasa yang dihasilkan dari alat ucap manusia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori.

Simak penjelasan mengenai 10 klasifikasi bunyi bahasa, sebagai berikut:

Bunyi berdasarkan ada tidaknya hambatan

Berdasarkan ada tidaknya hambatan (vokal, konsonan, semivokal), yaitu:

  • Vokal merupakan bunyi bahasa yang tidak mengalami hambatan pada saat pembentukannya.
  • Kosonanan merupakan bunyi bahsa yang dibentuk dengan cara menghambat arus udara sebagian alat ucap.
  • Semivokal merupakan bunyi yang sebenarnya tergolong kosonan, tetapi pada saat diartikulasikan belum membentuk konsonan murni.

Baca juga: Pengertian Resonansi dan Pipa Organa dalam Gelombang Bunyi

Bunyi berdasarkan jalan keluarnya arus udara

Berdasarkan jalan keluarnya arus udara (nasal, oral), yakni:

  • Bunyi nasal merupakan bunyi yang dihasilkan dengan menutup arus udara ke luar melalui rongga mulut dan membuka jalan agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
  • Bunyi oral merupakan bunyi yang dihasilkan dengan cara mengangkat ujung anak telak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dapat keluar melalui mulut.

Berdasarkan getaran pita suara

Berdasarkan getaran pita suara bunyi dibedakan menjadi bunyi bersuara dan bunyi tidak bersuara. Pada bunyi ini yang membedakannya berdasarkan ada tidaknya getaran pada pita suara sewaktu bunyi dihasilkan.

Berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara

Bunyi berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara (fortis, lentis), terbagi menjadi:

  • Bunyi keras (fortis) merupakan bunyi bahasa yang pada waktu diartikulasikan disertai dengan ketegangan kuat arus, misalnya bunyi [s], [k], dan [t].
  • Bunyi lunak (lentis) merupakan bunyi yang pada waktu diartikulasikan tidak disertai dengan ketegangan kuat arus, misalnya bunyi (d), [g), dan [z].

Baca juga: Pengertian Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Fisika

Berdasarkan lamanya bunyi diucapkan

Bunyi bahasa dibedakan atas bunyi panjang dan pendek. Perbedaan ini didasarakan pada lamanya bunyi itu diucapkan, atau lamanya bunyi itu diartikulasaikan.

Berdasarkan derajat kenyaringannya

Berdasarkan kenyaringannya, bunyi dibedakan menjadi bunyi nyaring dan bunyi tak nyaring. Luas atau besarnya ruang resonansi pada waktu bunyi diucapkan menentukan derajat kenyaringan.

Berdasarkan perwujudannya

Bunyi berdasarkan perwujudannya terbagi menjadi dua, yakni:

  • Bunyi tunggal merupakan bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf, yaitu semua bunyi vokal dan konsonan.
  • Bunyi rangkap merupakan dua bunyi yang dilambangkan dengan dua huruf atau lebih. Bunyi rangkap terdiri dari diftong dan klaster.

Berdasarkan arus udara

Bunyi berdasarkan arus udara, yakni:

  • Bunyi egresif merupakan bunyi yang dapat dibentuk dengan cara mengeluarkan arus udara dari dalam paru-paru.
  • Bunyi ingresif adalah bunyi yang dapat dibentuk dengan cara menghisap udara ke dalam paru-paru.

Berdasarkan segmentasinya

Berdasarkan segmentasinya terdapat dua kelompok bunyi, sebagai berikut:

  • Bunyi segmental merupakan bunyi yang dapat disegmentasi, seperti bunyi vokal, semivokal, kosonan, diftong, dan klaster.
  • Bunyi suprasegmental merupakan bunyi yang tidak dapat disegmentasikan, seperti bunyi tekanan, nada, jeda, dan durasi.

Baca juga: Perbedaan Rambatan Bunyi dan Cahaya

Berdasarkan keasliannya

Pada saat menghasilkan bunyi, bunyi-bunyi bahasa tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan bunyi bahasa sertaan atau bunyi bahasa pengiring.

Berikut yang termasuk bunyi bahasa sertaan atau bunyi bahasa pengiring antara lain:

  • Labialisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan bibir
  • Palatalisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan tengah lidah
  • Nasalisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan hidung
  • Velarisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan langit-langit lunak
  • Retrofleksi, yakni bunyi bahasa yang dihasilkan ujung lidah
  • Glotalisasi, yakni bunyi sertaan yang dihasilkan penutupan glotis

 

Referensi:

Abidin, Yunus. Konsep Dasar Bahasa Indonesia. 2019. Jakarta Timur:PT Bumi Aksara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

Skola
Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Skola
Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Skola
Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Skola
Fakta dari Serat Wulangreh

Fakta dari Serat Wulangreh

Skola
4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Skola
8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

Skola
4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

Skola
Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Skola
Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Skola
7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

Skola
Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Skola
Dampak Positif Hubungan Sosial

Dampak Positif Hubungan Sosial

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com