KOMPAS.com – Energi angin dikenal sebagai energi alternative terbersih yang jumlahnya melimpah. Namun, tahukah kamu apa kesulitan penggunaan angin sebagai sumber energi alternatif.
Kesulitan penggunaan angin sebagai sumber energi alternatif adalah:
Baca juga: Angin: Pengertian, Faktor, dan Jenisnya
Kesulitan penggunaan angin sebagai sumber energi alternatif adalah sulit diprediksi. Hal tersebut karena angin bergantung pada cuaca, sedangkan cuaca berubah dari waktu ke waktu.
Sehingga, energi angin tidak selalu tersedia atau bisa saja tidak terlalu kencang untuk dapat memutar turbin angin.
Kesulitan penggunaan angin sebagai sumber energi alternatifadalah pembangunannya yang mahal.
Dilansir dari Prof. Robert B. Laughlin Department of Physics Stanford University, pembangunan turbin tenaga angin dan fasilitas tenaga angin sangatlah mahal baik dari segi konstruksi maupun pemeliharaan.
Baca juga: Energi Angin: Sumber Energi Alternatif Terbersih
Biaya yang mahal mungkin dapat ditekan dengan adanya teknologi baru yang efisien.
Namun, sayangnya teknologi tersebut belum ditemukan sehingga pembangunan yang mahal tetap menjadi kesulitan penggunaan angin sebagai sumber energi alternatif yang utama.
Energi angin yang mencukupi sebagai sumber energi alternatif biasanya didapatkan di daerah terpencil seperti pegunungan dan juga laut lepas.
Keterpencilan lokasi energi angin membuat aksesnya makin jauh. Sehingga, dapat menambah biaya dan menyulitkan perawatan fasilitasnya.
Baca juga: 12 Jenis Pembangkit Listrik
Adapun, listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga angin harus dikirim jauh dari lokasi terpencil ke permukiman warga.
Kesulitan penggunaan angin sebagai sumber energi alternatif selanjutnya adalah bahayanya bagi hewan terbang.
Turbin angin memiliki bilah-bilah berukuran besar dan bergerak dalam kecepatan tinggi.
Dilansir dari Engineering LibreTexts, bilah turbin angin dapat menyebabkan kematian burung, kelelawar, dan hewan terbang yang melewatinya.
Baca juga: Macam-macam Bentuk Migrasi Burung
Sehingga, penempatan turbin angin harus memperhitungkan jalur satwa, terutama jalur migrasi, dan juga keberadaan hewan terbang terancam punah.