Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Filosofi dan Tata Letak Rumah Tradisioanl Bali

Kompas.com - 16/01/2023, 20:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Rumah, sesederhana apapun bentuknya tetap memiliki nilai-nilai filosofi bagi pemiliknya. Nilai-nilai itu akan semakin kental pada rumah tradisional atau rumah adat.

Karena, umumnya rumah adat dibangun atas dasar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang membuatnya.

Filosofi Rumah Bali

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujud hubungan yang harmonis antara aspek Pawongan, Palemahan, dan Parahyangan.

Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana.

Pawong merupakan para penghuni rumah, Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya, dan Parahyangan, yaitu tempat ibadah yang menandakan hubungan penghuni rumah dengan Tuhan.

Baca juga: Mengenal Makepung, Balapan Kerbau Tradisi Bali

Tata letak Rumah Bali

Rumah Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali, yang mengatur tata letak ruang dan bangunan. Rumah Bali tidak merupakan satu kesatuan dalam satu atap. Tetapi, terbagi dalam beberapa ruangan yang berdiri sendiri. 

Pola bangunan dalam kompleks rumah Bali diatur menurut konsep arah angin dan sumbu Gunung Agung, yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan leluhur suci mereka.

Arah menghadap Gunung ini disebut kaja. Sebaliknya, hal-hal yang tidak dianggap keramat atau suci diletakkan ke arah laut yang disebut kelod.

Sudut utara-timur adalah tempat yang suci, digunakan sebagai tempat pemujaan, yaitu pamerajan (pura keluarga). Sudut barat-selatan merupakan sudut yang terendah dalam tata-nilai rumah, yang merupakan arah masuk ke hunian.

Pada pintu masuk (angkul-angkul) terdapat tembok yang dinamakan aling-aling. Fungsinya adalah sebagai penghalang pandangan ke arah dalam untuk memberikan privasi. Pintu seperti itu juga digunakan sebagai penolak pengaruh-pengaruh jahat atau jelek. 

Pada bagian ini terdapat bangunan jineng (lumbung) dan pao (dapur). Lalu berturut-turut terdapat bangunan-bangunan bale tiang sangah, bale sikepat (semanggen) dan umah manten.

Baca juga: Mengenal Upacara Jatakarma Samskara, Bali 

Tiga bangunan itu merupakan bangunan terbuka. Di tengah-tengah hunian terdapat natah (taman) yang merupakan pusat dari hunian.

Umah meten untuk ruang tidur kepala keluarga atau anak gadis. Umah meten merupakan bangunan yang mempunyai empat buah dinding.

Fungsi ummah meten adalah tempat disimpannya barang-barang penting dan berharga. Rumah Bali biasanya mempunyai pembatas yang berupa pagar yang mengelilingi bangunan atau ruang-ruang yang ada.

Makna hiasan Rumah Bali

Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi.

Ukiran maupun pahatan yang ditempatkan pada bangunan tersebut mengambil tiga kehidupan di Bumi, yaitu binatang dan tumbuhan. Ukiran hewan biasanya berbentuk patung sebagai simbol-simbol ritual.

Baca juga: 3 Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Kisah Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Skola
Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Skola
Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Skola
Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Skola
Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Skola
Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Skola
30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

Skola
Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Skola
6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

Skola
10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

Skola
Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis

Perbedaan Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis

Skola
Tembung Yogaswara: Pengertian, Contoh

Tembung Yogaswara: Pengertian, Contoh

Skola
40 Prepositions dalam Bahasa Inggris beserta Artinya

40 Prepositions dalam Bahasa Inggris beserta Artinya

Skola
70 Irregular Verbs beserta Artinya

70 Irregular Verbs beserta Artinya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com