KOMPAS.com - Stereotip masuk ke dalam salah satu bentuk prasangka. Kata stereotip berasal dari bahasa Yunani stereos yang artinya tegas dan solid, serta type yang berarti kesan.
Dilansir dari buku Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultural (2005) oleh Alo Liliweri, stereotip adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasi sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain.
Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman bersama. Keyakinan itu membuat orang untuk memperkirakan perbedaan antarkelompok yang mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah sebagai ciri khas individu atau kelompok sasaran.
Baca juga: Stereotip: Makna dan Contohnya
Stereotip merupakan hasil dari kategorisasi yang dilakukan, misalnya dalam menggambarkan jenis karakteristik ras atau etnik lain.
Ada tiga aspek stereotip menurut Miles Hewstone dan Rupert Brown, seperti:
Pemberian stereotip merupakan hasil yang kadang-kadang sangat alamiah dalam proses hubungan atau komunikasi antarras atau etnik.
Baca juga: Akibat Pelanggaran Norma bagi Diri Sendiri
Stereotip dibentuk atas dasar perilaku, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Kecenderungan manusia untuk membagi dunia dengan dua kategori, seperti kita dan mereka. Hal ini menjelaskan adanya gap antara kita dan mereka karena merasa paling benar.
Stereotip bisa muncul dari proses kognitif yang dilandasi kelompoknya dan bukan berdasarkan informasi mengenai individu itu sendiri.
Kebanyakan orang mengandalkan kognitif sebagai alasan stereotip. Dengan stereotip tersebut, seseorang mendapatkan informasi mengenai orang lain melalui kelompoknya.
Beberapa informasi dapat diterima secara efisien berdasarkan stereotip, tetapi kebanyakan hal tersebut juga dapat merugikan.
Alasannya, stereotip mengandalkan penilaian kelompok kepada individu dan mengabaikan karakter atau perilaku aslinya.
Beberapa dampak stereotip yaitu:
Baca juga: Manfaat Memiliki Sikap Saling Menghargai Perbedaan
Dilansir dari buku Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer (2019) oleh Moh Faidol Juddi, stereotip merupakan penghambat potensial dalam komunikasi lintas budaya.
Untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan stereotip, ada konsepsi yang digunakan untuk menghilangkan stereotip tersebut, yaitu: