Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Apakah kalian pernah melihat bintang berekor? Jika pernah, bintang yang kalian lihat itu sering disebut komet.
Diperkirakan jumlah komet di luar angkasa mencapai 10 miliar lebih. Sebuah komet terdiri dari debu dan es.
Seperti anggota tata surya lainya, komet bergerak mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk elips atau lonjong.
Komet dapat dilihat saat keberadaannya masih jauh dari matahari. Jadi, ketika melintas di sekitar Bumi, keberadaannya bisa dilihat manusia.
Komet adalah bintang berekor yang bergerak bebas di luar angkasa. Sesekali peredaran komet melintas di sebelah planet Bumi, sehingga bisa dilihat oleh manusia dalam waktu tertentu.
Nama "komet" berasal dari bahasa Yunani, “kometes”, berarti rambut panjang. Orang Jawa menyebut komet sebagai “lintang kemukus” karena memiliki ekor seperti kukusan.
Baca juga: Komet, Bintang Berekor di Tata Surya
Komet juga mengelilingi matahari sama seperti Bumi, orbitnya berbentuk lonjong.
Benda langit ini terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku ketika berada jauh dari matahari.
Material penyusun komet ini hampir seluruhnya terbentuk dari karbondioksida, metana dan air. Namun saat mendekati matahari, sebagian material penyusun ini menguap, sehingga membentuk kepala dan ekor komet yang sangat panjang.
Agar bisa membedakan komet dengan benda lainnya. Berikut ciri-ciri komet:
Berdasarkan bentuk ekornya, komet dibedakanya menjadi dua jenis, yakni:
Adalah komet yang memiliki garis lintasan sangat jauh melewati daerah yang sangat dingin di luar angkasa.
Baca juga: Persamaan serta Perbedaan Komet dan Asteroid
Hal ini membuat komet memiliki banyak kesempatan untuk menyerap gas di sekitarnya. Saat mendekati matahari, benda luar angkasa ini akan melepaskan gasnya. Sehingga membentuk ekor komet yang sangat panjang.
Merupakan komet yang ekornya tidak terlalu panjang.
Komet ini memiliki garis lintas yang sangat pendek, sehingga kesempatan untuk menyerap gas di sekitarnya sangat sedikit. Dengan demikian ekor yang terbentuk pun tidak terlalu panjang.
Komet biasanya dinamai sesuai penemunya, kecuali Komet Halley. Komet ini dinamakan berdasarkan nama Edmond Halley, karena dia orang yang pertama kali menghitung komet pada orbitnya.
Berikut beberapa nama komet:
Baca juga: Asteroid, Batuan di Tata Surya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.