Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Ketika cuaca panas, kita akan merasakan kesejukan ketika ada hembusan angin atau udara. Udara bergerak karena adanya perbedaan tekanan di bumi.
Massa udara ini bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gerakan massa udara yang arahnya horizontal, disebut dengan angin. Arah dan kecepatannya bisa diukur menggunakan sebuah alat bernama anemometer mangkok.
Pola gerakan udara tadi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu adveksi, konveksi, dan turbulensi. Adveksi adalah gerakan udara yang arahnya horizontal atau mendatar. Konveksi adalah gerakan udara dengan arah vertikal. Sedangkan turbulensi adalah perubahan arah dan kecepatan gerakan udara karena faktor tertentu.
Baca juga: Angin Geostropik: Pengertian dan Proses Terbentuknya
Secara umum, angin dapat dibagi menjadi angin musim dan angin lokal. Angin musim adalah gerakan udara yang berhembus sepanjang tahun dan meliputi wilayah yang luas. Contohnya:
Sementara angin lokal merupakan jenis udara yang hanya berhembus di wilayah dan waktu tertentu saja. Contoh angin lokal:
Baca juga: Energi Angin: Sumber Energi Alternatif Terbersih
Berikut terjadinya angin darat dan angin laut, yaitu:
Angin darat terjadi saat malam hari. Proses yang terjadi adalah udara panas di atas laut bergerak naik, lalu tempatnya digantikan oleh udara yang lebih dingin dari daratan.
Sehingga terjadi gerakan konvektif yang menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan. Aliran udara yang bergerak dari daratan ke lautan ini yang kemudian dikenal sebagai angin darat.
Arah angin darat yang menuju ke laut ini banyak dimanfaatkan nelayan untuk berangkat berlayar mencari ikan di laut. Waktu terjadinya angin darat adalah pada tengah malam dan dini hari.
Angin darat biasanya dimanfaatkan oleh para nelayan untuk berangkat mencari ikan di laut, sedangkan angin yang membantu nelayan pulang dari melaut adalah angin laut.
Baca juga: Manfaat Angin dalam Kehidupan Sehari-hari
Angin laut terjadi pada sore dan malam hari dan banyak dimanfaatkan oleh para nelayan untuk membantu mereka pulang ke daratan.
Proses terjadinya angin laut hampir sama dengan proses terjadinya angin darat, yaitu diakibatkan oleh perbedaan suhu pada kedua wilayah.
Pada siang hari, wilayah daratan mempunyai kemampuan menyerap suhu atau kalor dari matahari lebih cepat. Kondisi sebaliknya terjadi di lautan, proses penyerapan panas atau kalor berlangsung lebih lambat.
Kondisi ini membuat suhu di daratan lebih cepat panas daripada wilayah lautan. Akibatnya udara di atas daratan akan bergerak naik, kemudian udara dingin dari lautan akan menggantikannya. Sehingga terjadilah aliran udara dari wilayah lautan ke daratan yang disebut sebagai angin laut.
Angin laut terjadi saat pagi hingga menjelang sore hari. Arah angin laut yang bergerak dari lautan ke daratan ini dimanfaatkan oleh nelayan untuk kembali ke daratan setelah bermalam mencari ikan di lautan.
Baca juga: Pengertian Angin Puting Beliung, Penyebab, dan Dampaknya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.