Oleh: M. Faisal, Guru SDN 214/IX Bukit Jaya, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Gerhana Matahari adalah sebuah fenomena langit yang terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari sejajar pada bidang yang sama.
Fenomena ini terjadi ketika fase bulan baru sehingga menyebabkan posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Akibatnya, sinar Matahari tidak bisa sampai ke Bumi karena terhalang oleh Bulan.
Gerhana matahari ada empat macam, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, gerhana matahari cincin, dan gerhana matahari hibrida. Berikut pemaparannya:
Baca juga: Mengenal Lapisan Matahari dan Gangguannya
Gerhana matahari total terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus, serta cahaya Matahari sepenuhnya tertutupi oleh Bulan. Hal ini karena, ketika beredar Bulan sedang berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.
Menurut Adi Permana, di laman Institut Teknologi Bandung, gerhana matahari total di Indonesia baru tercatat tiga kali selama empat dasawarsa terakhir, yang terkini pada Maret 2016.
Pada 20 April 2023 mendatang, gerhana matahari total dapat diamati di Indonesia bagian timur, dan di sebagain besar daerah akan teramati gerhana matahari sebagian. Setelah 2023, Indonesia baru dapat menyaksikan gerhana matahari berikutnya pada 22 Juli 2028, meski hanya sebagian.
Gerhana matajari sebagian terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tidak benar-benar dalam satu garis lurus. Posisi bulan ada di daerah penumbra. Sehingga, hanya sebagian matahari saja yang cahayanya terhalang oleh bulan.
Gerhana matahari sebagian atau parsial adalah gerhana matahari yang terjadi ketika sebagian sinar Matahari tertutup oleh sebagian permukaan Bulan saat mencapai puncak gerhananya.
Ketika terjadi gerhana matahari sebagian, ada bagian Matahari yang tertutup Bulan dan ada bagian yang tidak tertutupi.
Gerhana matahari sebagian merupakan fase awal sebelum terjadi gerhana matahari total dan biasanya waktunya akan lebih lama daripada gerhana matahari total. Bentuk gerhana matahari sebagian ini menyerupai bentuk sabit yang besar.
Baca juga: Peranan Cahaya Matahari dalam Ekosistem
Terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus, serta cahaya matahari tidak sepenuhnya tertutupi oleh bulan.
Pada tanggal 26 Desember 2019 lalu terjadi fenomena alam yang jarang terjadi di Indonesia, yaitu Gerhana Matahari Cincin (GMC). GMC melewati sebagian wilayah di Indonesia seperti Padang Sidempuan, Duri, Batam, Siak, Karimunbesar, Tanjung Batu, Bintan, Tanjung Pinang, Singkawang, Pemangkas dan Sambas.
Sementara itu, wilayah yang lainnya akan mengalami gerhana matahari sebagian (GMS). GMS bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia, tergantung lokasi pengamatan. Di Jakarta sendiri, piringan matahari mencapai 72 persen dengan puncak gerhana sekitar pukul 12.36 WIB.
Gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang memiliki dua macam gerhana berbeda, yaitu gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total. Kedua gerhana tersebut terjadi dalam satu waktu dan terjadi secara berurutan.
Baca juga: Jarak Bumi ke Matahari dan ke Planet Lainnya di Tata Surya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.