Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh

Kompas.com - 16/08/2022, 18:30 WIB
Anindita Sarah Firdausa,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seperti yang kita tahu, Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan yang begitu gigih melawan kolonialisme di Indonesia.

Kegigihan Pangeran Diponegoro membuat musuh kewalahan sehingga Belanda melakukan berbagai cara untuk dapat menangkap Pangeran Diponegoro.

Salah satunya Belanda melakukan tipu muslihat yang berakhir dengan penangkapan Pangeran Diponegoro pada 28 Maret 1830. Peristiwa terjadi di Magelang setelah Pangeran Diponegoro terbujuk oleh tipu rayu Kolonel Jan Baptist Cleerens (prajurit Belanda).

Pangeran Diponegoro dijanjikan untuk melakukan perundingan dalam rangka menegosiasikan akhir dari pertikaian. Namun, yang terjadi Pangeran Diponegoro malah ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Makassar, Sulawesi.

 

Peristiwa ini diabadikan oleh pelukis tersohor Indonesia yaitu Raden Saleh. Lukisan tersebut berjudul "Penangkapan Pangeran Diponegoro". Pada lukisan, tampak Pangeran Diponegoro digiring oleh prajurit Belanda berkulit putih dengan seragam biru-putih.

Baca juga: Biografi Pangeran Diponegoro, Pemimpin Perang Jawa

Terlihat tangan dari Jenderal De Kock berwajah tak acuh mengisyaratkan Pangeran Diponegoro untuk masuk ke kereta kuda. Kereta kuda yang ditunggangi oleh Prajurit Belanda menandakan bahwa rencana pengasingan Pangeran Diponegoro telah dipersiapkan.

Disekeliling Diponegoro kerumunan orang bersorban yang diyakini adalah pengikut Diponegoro dengan wajah-wajah yang nampak lesu, sedih dan pasrah sebab sang tuan seakan telah ditaklukkan.

Dikutip dari jurnal Raden Saleh Dipanagara and The Painting of The Capture of Dipanagara at Magelang (1982) oleh Peter Carey, sang pelukis, Raden Saleh mencantumkan dirinya sendiri dalam lukisan tersebut sebanyak dua kali, yaitu sebagai seorang prajurit yang menunduk kepada pemimpin yang menangkapnya dan sebagai seorang prajurit yang menghadap ke arah penonton.

Penggambaran tersebut melukiskan bahwa Raden Saleh seakan menempatkan dirinya sebagai saksi dari peristiwa memilukan itu.

Dikutip dari jurnal Raden Saleh's Interpretation of the Arrest of Diponegoro: An Example of Indonesian "proto-nationalist" Modernism (2005) oleh Werner Krauss, Krauss menyatakan bahwa penempatan De Kock di bagian kiri ("perempuan" atau "kurang berkuasa") dan kepala perwira Belanda yang terlalu besar menyiratkan mereka sebagai raksasa impoten.

Penonton Belanda yang asing dengan penganggapan kebudayaan Jawa mungkin tidak menyadari bahwa itu adalah sebuah "komentar pahit tentang pemerintah kolonial Belanda".

Baca juga: Gaya Militer Turki Utsmani dalam Perang Pangeran Diponegoro

Pada awalnya, Raden Saleh menghadiahkan lukisan ini kepada Raja William III dari Belanda sebagai "tanda terima kasih" karena pemerintah Belanda telah membayar pendidikannya di Eropa dan sempat dipindahkan ke rumah para veteran Militer Kolonial Kerajaan Belanda di Bronbeek. 

Pada tahun 1978, Yayasan Oranje Nassau memutuskan agar karya tersebut dikirim ke pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Kebudayaan tahun 1969.

Sekarang, lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro ditempatkan di Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta dan masih menjadi lukisan populer oleh Raden Saleh hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Kisah Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Skola
Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Skola
Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Skola
Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Skola
Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Skola
Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Skola
30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

Skola
Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Skola
6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

Skola
10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

Skola
Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis

Perbedaan Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis

Skola
Tembung Yogaswara: Pengertian, Contoh

Tembung Yogaswara: Pengertian, Contoh

Skola
40 Prepositions dalam Bahasa Inggris beserta Artinya

40 Prepositions dalam Bahasa Inggris beserta Artinya

Skola
70 Irregular Verbs beserta Artinya

70 Irregular Verbs beserta Artinya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com