Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Kabut Asap, Dampak, dan Cara Melindungi Diri 

Kompas.com - 16/07/2022, 17:30 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Yopie Nadia, SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Jambi

 

KOMPAS.com - Kabut asap dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya faktor manusia yang sengaja atau tidak sengaja menimbulkan kabut asap dan faktor alam seperti bencana alam atau lainnya. 

Kabut asap menjadi sebuah ancaman, terutama bagi kondisi tubuh menjadi tidak sehat. Kebakaran hutan menjadi salah satu bencana kabut asap yang berbahaya. Hal ini karena debu atau partikel halus yang ada di dalam kabut asap mudah terhisap dan mengotori sistem pernapasan. 

Selain partikel halus, asap kebakaran juga mengandung zat-zat berbahaya seperti ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), dan nitrogen oksida (NO2).

Selain kebakaran hutan, kabut asap juga dapat disebabkan oleh kendaraan bermotor maupun asap pabrik. 

Baca juga: Apa Saja Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan Kita?

Bahaya kabut asap bagi kesehatan 

Bahaya yang ditimbulkan dari kabut asap, sebagai berikut:

  • Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.
  • Kabut asap dapat menyebabkan reaksi alergi, peradangan, dan mungkin juga infeksi. 
  • Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik.
  • Kabut asap dapat menyebabkan kemampuan kerja paru berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
  • Kabut asap dapat menyebabkan orang lanjut usia dan anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah akan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan.
  • Kabut asap dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam mengatasi infeksi paru-paru dan saluran pernapasan, sehingga lebih mudah terjadi infeksi.
  • Kabut asap dapat memperburuk penyakit pernapasan yang sudah ada.
  • Kabut asap menyebabkan polusi pada air bersih, tanaman sayuran, buah buahan, dan makanan yang tidak ditutup.
  • Kabut asap memperburuk kondisi lingkungan sehingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akan mudah terjadi.

Dampak kabut asap 

Dikutip dari buku Transboundary Pollution: Evolving Issues of International Law and Policy (2015) oleh S. Jayakumar dan kawan-kawan, beberapa dampak bencana kabut asap, yaitu: 

  • Bahaya bagi kesehatan 

Beragam masalah kesehatan timbul akibat bencana kabut asap, seperti sesak napas, penyakit paru-paru, iritasi pada mata, nyeri dada, batuk, dan lain-lain. 

  • Sinar matahari tertutup 

Kabut asap yang tebal tentu membuat sinar matahari sulit menembus kawasan yang terdampak. Akibatnya sinar matahari yang dibutuhkan manusia sebagai vitamin D tidak tersalurkan dengan maksimal. 

  • Kualitas udara menurun 

Udara yang dihirup makhluk hidup seharusnya tidak berwarna dan berbau. Tetapi karena adanya kabut asap, kualitas udara otomatis menurun karena udara berubah menjadi kekuningan atau menghitam dan beraroma tidak sedap. 

Baca juga: Mengapa Muncul Asap Saat Kita Membakar Kayu?

Cara melindungi diri dari kabut asap 

Jika kita tinggal di daerah yang rentan terjadi bencana kabut asap, maka hal-hal yang harus kita lakukan untuk melindungi diri dari bahaya kabut asap adalah sebagai berikut:

  • Mengurangi aktivitas di luar ruangan atau menghindari jika bisa, terutama bagi mereka yang sedang sakit pernapasan maupun ibu hamil. 
  • Selalu memakai masker jika harus pergi ke luar rumah atau gedung. Pakailah masker dengan benar untuk menutupi hidung dan mulut.
  • Minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering agar debu atau partikel halus yang menempel pada tenggorokan larut dan masuk ke dalam pencernaan sehingga ikut terbuang bersama kotoran. 
  • Segeralah berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
  • Segera lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) seperti makan makanan bergizi, banyak minum, banyak mengonsumsi buah, jangan dekat-dekat orang merokok, dan istirahat cukup.
  • Upayakan agar asap dari luar tidak masuk ke dalam rumah atau gedung. Menjaga ruangan tetap tertutup akan lebih baik. 
  • Tempat penampungan air minum dan makanan harus ditutup dan terlindung dengan baik.
  • Buah-buahan dan sayuran dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu dimasak dengan baik.

Baca juga: Penyebab Polusi Udara di Kota Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com