Kompas.com - Dalam berinteraksi menggunakan valuta asing pasti ada hal-hal yang menyebabkan beberapa masalah atau isu. Hal tersebut dapat terjadi pada saat proses perolehan, pernyataan, atau penyajian transaksi valuta asing.
Dikutip dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 (Revisi 2011) Aset Tetap, bahwa suatu aset tetap perlu diukur berdasarkan harga perolehan pada pengukuran awal.
Kemudian entitas tersebut dapat memilih menggunakan model biaya historis atau revaluasi untuk mengukur aset tetap pada periode setelahnya.
Pengukuran awal aset tetap adalah menggunakan biaya perolehan. Biaya perolehan ini biasanya didominasi dengan mata uang asing yang perlu ditranslasi ke mata uang fungsional dengan kurs spot.
Baca juga: Akuntansi Keuangan Menengah: Bahasa Bisnis dan Alokasi Sumber Daya
Contoh dari transaksi ini sebagai berikut:
PT Merdeka membeli lahan di Malaysia harganya RM 1.000.000 pada tanggal 1 Juni 2015. Tanah tersebut akan digunakan untuk keperluan membangun pabrik perusahaan dalam rangka rencana ekspansi di laur negeri.
Perusahaan memilih menggunakan model biaya historis untuk mencatat aset sejenis. Diketahui kurs spot ringgit Malaysia sebagai berikut:
Tanggal | Kurs Spot |
1 Jan 2015 | 3.500 |
31 Des 2015 | 3.400 |
Jurnal yang harus dibuat PT Merdeka adalah sebagai berikut:
1 Juni 2015
Jurnal pembelian valuta asing
Valuta Asing (D) | 3.500.000.000 | ||
Kas (K) | 3.500.000.000 |
(RM 1.000.000 x Rp 3.500)
Jurnal pembelian tanah
Tanah (D) | 3.500.000.000 | ||
Valuta Asing (K) | 3.500.000.000 |
(RM 1.000.000 x Rp 3.500)
31 Des 2015
Jurnal mengakui kerugian penurunan nilai tanah akibat perubahan kurs:
Kerugian atas Perubahan Kurs (D) | 100.000.000 | ||
Tanah (K) | 100.000.000 |
(RM 1.000.000 x (Rp 3.500-Rp3.400)
Baca juga: Kombinasi Bisnis Akuntansi Keuangan Lanjutan
Model Revaluasi dalam perolehan aset tetap di luar negeri pada nilai asetnya akan tetap diukur berdasarkan nilai wajar saat tanggal pelaporan untuk kemudian mengakui adanya surplus revaluasi atas perbedaan nilai yang tercatat dengan nilai wajarnya.
Contoh untuk model revaluasi sebagai berikut:
Kasus pembelian tanah yang dilakukan PT Merdeka di Malaysia yang punya kebijakan menggunakan model revaluasi untuk mengukur tanah tersebut, maka pencatatan yang dilakukan sebagai berikut:
1 Juni 2015
Jurnal pembelian valuta asing:
Valuta Asing (D) | 3.500.000.000 | ||
Kas (K) | 3.500.000.000 |
(RM 1.000.000 x Rp 3.500)
Jurnal pembelian tanah di Malaysia:
Tanah (D) | 3.500.000.000 | ||
Valuta Asing (K) | 3.500.000.000 |
(RM 1.000.000 x Rp 3.500)
Pengaruh dengan model revaluasi ini akan nampak jika setelah pengukuran. PT Merdeka menggunakan nilai wajar tanah untuk pengukuran per tanggal pelaporan. Jika nilai wajarnya berdasar pengukuran jasa penilai sebesar RM 1.100.000 maka jurnalnya sebagai berikut:
31 Des 2015
Jurnal pengakuan kenaikan nilai tanah berdasar nilai wajar:
Tanah (D) | 340.000.000 | ||
Surplus Revaluasi (K) | 340.000.000 |
((RM 1.100.000 RM 1.000.000) x Rp 3.400)
Jurnal pengakuan penurunan nilai tanah akibat perubahan kurs:
Kerugian atas Perubahan Kurs (D) | 100.000.000 | ||
Tanah (D) | 100.000.000 |
(RM 1.100.000 x ((Rp 3.500-Rp 3.400))
Baca juga: Karateristik Akuntansi Manajemen
Dalam penyajian dan pengungkapan transaksi valuta asing diatur dalam PSAK 10 (Revisi 2010) perlu adanya pengungkapan sebagai berikut:
Mata uang fungsional dengan mata uang pelaporan adalah berbeda, maka perlu pengungkapan alasan yang berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.