Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Candi Muaro Jambi, Terluas Se-Asia Tenggara

Kompas.com - 01/04/2022, 10:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Jambi

 

KOMPAS.com - Candi Muaro Jambi merupakan salah satu situs budaya yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Maro Sebo.

Luasnya delapan kali lipat luas candi Borobudur, menjadikan Candi Muaro Jambi dinobatkan sebagai candi terluas di wilayah Asia Tenggara.

Candi Muaro Jambi adalah salah satu pusat pengembangan agama Hindu-Buddha pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Melayu Kuno.

Di kompleks percandian seluas 3.981 hektar ini, sedikitnya ada 70 reruntuhan candi atau gundukan tanah yang disebut Menapo oleh warga setempat.

Baca juga: CIri Khas Candi Hindu dan Candi Buddha

Penemuan Candi Muaro Jambi

Penemuan Candi Muaro Jambi terjadi tanpa di sengaja. Pada tahun 1824, seorang letnan Inggris bernama SC Crooke diperintah melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer.

Crooke menemukan banyak sekali reruntuhan batu bata merah dan gundukan tanah serta kanal sungai kuno. Lalu, pada tahun 1975 pemerintah mulai melakukan pemugaran dipimpin oleh arkeolog R Soekmono.

Dari banyaknya penemuan seperti manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India, disimpulkan bahwa daerah tersebut dulunya adalah pusat pertemuan berbagai budaya.

Agama Buddha Mahayana Tantrayana adalah agama mayoritas di masa itu. Hal itu diketahui dari banyaknya temuan lempeng-lempeng bertuliskan “wajra” pada beberapa candi yang membentuk mandala.

Pada bebarapa candi sudah dilakukan pemugaran, seperti Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Kotomahligai, Candi Kedaton, Candi Gumpung, Candi Gedong 1 dan 2, Candi Astano, serta kolam Talago Rajo.

Diperkirakan masih ada sedikitnya 70 candi yang sebagian besar masih merupakan gundukan tanah yang belum diokupasi.

Di kompleks percandian yang membentang searah jalur Sungai Batanghari ini tidak hanya terdapat candi, tetapi juga ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, kolam-kolam tempat penampungan air, serta gundukan tanah berisi batu bata kuno (menapo).

Selain bangunan, ditemukan juga arca Prajnaparamita, Dwarapala, Gajahsimha, umpak batu, lumping/lesung batu, gong perunggu dengan tulisan China, mantra Buddhis yang ditulis pada kertas emas, keramik asing, tembikar, belanga besar dari perunggu, mata uang China, manik-manik, bata-bata yang memiliki tulisan, gambar, atau tanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen besi dan perunggu.

Baca juga: Jataka Mala, Kisah Kehidupan yang Tergambar di Relief Candi Borobudur

Masuk warisan dunia oleh UNESCO

Tak hanya luas, kompleks percandian Muaro Jambi ini juga terbilang unik karena kompleks candi ini tersusun dari batu bata yang direkatkan tanpa menggunakan semen, melainkan dengan memanfaatkan air dan matahari. Batu bata diibaratkan sebagai empat unsur, yaitu udara, air, api, dan tanah yang dilebur menjadi satu.

Pada tahun 2009, Candi Muaro Jambi berhasil didaftarkan dan masuk dalam warisan dunia oleh UNESCO. Kini, Kompleks Percandian Muaro Jambi menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Propinsi Jambi.

Selain itu, untuk mendukung keberadaan Candi Muaro Jambi sebagai potensi pariwisata daerah dan nasional, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Kompleks Percandian Situs Candi Muaro Jambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu (KWST) pada tanggal 22 Sepetember 2007. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com