KOMPAS.com – Film Spiderman No Way Home garapan Marvel banyak menyita perhatian setelah pelirisannya.
Ini bukanlah spoiler tentang film tersebut, melainkan pembahasan konsep multiverse yang menginterpretasikan lebih dari satu alam semesta di dalamnya.
Dalam film Spiderman No Way Home, ketiga tokoh Spiderman dan para tokoh penjahat bertemu dalam satu universe yaitu alam semesta yang dihuni Peter Parker yang diperankan oleh Tom Holland.
Pada saat itu Tom Holland bertemu versi Spiderman lain yang diperankan oleh Andrew Garfield dan Tobey Maguire.
Andrew dan Tobey masuk ke universe atau alam semesta Tom Holland melalui portal antar dimensi yang tercipta dari kekuatan Doctor Strange.
Dalam teori fisika, hal ini disebut sebagai multiverse atau dunia paralel. Di mana ada lebih dari satu alam semesta di dunia. Artinya, ada banyak versi diri kita sendiri di alam semesta yang berbeda.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film Animasi tentang Dunia Paralel
Ini ditampilkan dengan adanya tiga tokoh Spiderman dengan identitas yang sama, kekuatan yang sama, namun merupakan versi yang berbeda satu sama lain.
Konsep dunia paralel atau multiverse tidak hanya diangkat di film Spiderman, tetapi juga dalam adaptasi banyak karya fiksi ilmiah.
Misalnya dalam Strartrek Discovery di Netflix, konsep parallel universe juga dipakai di sosok kapten Philippa Georgiou.
Namun, mungkinkan dunia paralel seperti dalam film Spiderman dan fiksi ilmiah lainnya benar-benar ada atau hanya fiksi ilmiah belaka?
Untuk menjawabnya, kita harus mempelajari salah satu teori dalam ilmu fisika, yaitu String Theory atau teori dawai. String Theory disebut-sebut sebagai cita-cita para fisikawan dunia.
Disebut cita-cita para fisikawan dunia, karena String Theory dapat menarik benang yang menghubungkan relativitas Einstein dengan mekanika kuantum. Di mana kedua teori raksasa tersebut tidak menemukan titik temu dan selalu bertentangan satu sama lain.
Baca juga: Pertentangan Antara Relativitas dan Mekanika Kuantum
String Theory merupakan kerangka perhitungan matermatika yang berusaha membuktikan hubungan di antara keduanya, dan menjelaskan keseluruhan alam semesta secara terpadu.
Dilansir dari Smithsonian Magazine, String Theory menggambarkan suatu filamen kecil (string) atau benang bergetar sebagai jantung setiap sub partikel (seperti quark dan neutrino). Di mana semua perbedaan fisik subpartikel tersebut timbul dari perbedaan getaran stringnya.
Dengan konsep tersebut, para fisikawan teoritis melihat adanya aturan yang memadukan relativitas dan mekanika kuantum. Dalam perhitungannya, String Theory juga menunjukkan bahwa kita bukanlah satu-satunya entitas yang berada di alam semesta.