Oleh: Ranem, Guru SMPN 1 Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
KOMPAS.com - Sebelum menulis puisi, kita perlu tahu pengertian puisi dan unsur-unsur puisi agar puisi yang dibuat bisa lebih bermakna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.
Contoh kutipan puisi:
Hanyut aku Tuhanku
Dalam lautan kasih-Mu
Tuhan, bawalah aku
Meninggi ke langit ruhani
Larik-larik yang diambil dari puisi “Tuhan” karya Bahrum Rangkuti itu mengekspresikan kerinduan dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan sang Khalik.
Kerinduan dan kegelisahan itu diungkapkan dengan kata hanyut, meninggi, dan langit ruhani.
Baca juga: Puisi: Arti dan Jenisnya
Beberapa unsur-unsur puisi seperti:
Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
Sedangkan irama (musikalitas) yaitu alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang yang berfungsi untuk memberikan jiwa pada kata-kata pada sebuah puisi, yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu.
Irama puisi harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan dari rasa kagum dan simpati.
Kata konotasi merupakan kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, bait itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.
Lambang atau simbul adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang pramuka.
Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum. Rantai bermakna perlunya persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia.