KOMPAS.com - Hutan gundul menimbulkan dampak negatif bagi manusia, makhluk hidup, serta lingkungan alam. Maka dari itu diperlukan beberapa cara pencegahan supaya tidak terjadi hutan gundul.
Penyebab utama hutan gundul adalah aktivitas manusia yang sifatnya merusak alam. Contohnya penebangan liar untuk membuka lahan atau menjual kayu secara ilegal. Hutan gundul juga dapat disebabkan oleh musim kemarau panjang atau faktor alam.
Nazwa Ahada dan Anis Fuadah Zuhri dalam jurnal Menjaga Kelestarian Hutan dan Sikap Cinta Lingkungan bagi Peserta Didik MI/SD (2020), menjelaskan bahwa cara mencegah hutan gundul bisa dilakukan lewat pelestarian hutan.
Dengan tindakan tersebut, kondisi hutan gundul bisa dicegah atau diminimalisir. Sehingga kondisi lingkungan alam tetap terjaga dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi makhluk hidup.
Baca juga: Hutan Kota: Definisi, Manfaat, dan Bentuknya
Selain pelestarian hutan, ada beberapa cara lain yang bisa ditempuh untuk mencegah hutan gundul. Berikut penjelasan cara agar tidak terjadi hutan gundul, yang melansir dari situs Pusat Krisis Kesehatan – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
Tebang pilih adalah sistem menebang pohon yang sudah berusia tua. Artinya pohon yang masih belum cukup umur atau masih muda tidak boleh dipotong, karena masih bisa tumbuh tinggi.
Cara lain yang dapat ditempuh agar tidak terjadi hutan gundul adalah reboisasi atau penanaman pohon. Reboisasi sebaiknya dilakukan secara rutin, khususnya setelah melakukan tebang pilih.
Salah satu penyebab utama hutan gundul adalah kebakaran hutan. Hal ini bisa dicegah dengan tidak membuka lahan secara ilegal, yakni dengan dibakar. Sebaiknya melakukan tebang pilih dan reboisasi dibanding membakar hutan.
Merangkum penjelasan di atas, saran agar tidak terjadi hutan gundul adalah dengan melakukan tebang pilih, reboisasi secara rutin, serta tidak membakar hutan untuk membuka lahan.
Kesehatan dan kelestarian hutan dapat tercapai jika manusia tidak bersikap egois dan juga memperhatikan lingkungan alam.
Baca juga: Perbedaan Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, dan Taman Nasional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.