Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-Jenis Buah Berdasarkan Tingkat Kematangannya

Kompas.com - 16/08/2021, 11:30 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mengonsumsi buah memberikan banyak vitamin dan mineral yang berguna bagi kesehatan manusia.

Buah yang dikonsumsi adalah buah yang matang, karena buah yang belum matang biasanya berasa asam ataupun pahit.

Namun tahukah kamu bahwa ada dua jenis buah berdasarkan tingkat kematangannya? Dilansir dari Food & Nutrition Magazine, pematangan terjadi ketika enzim seperti pektinase dan amilase memecah pati dan pectin yang melembutkan dan mempermanis buah.

Selain enzim tersebut, faktor lain yang memengaruhi kematangan buah adalah gas etilen. Berdasarkan kematangannya buah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu buah klimaterik dan buah non-klimaterik. Berikut penjelasannya:

Buah klimaterik

Berdasarkan situs TNAU Agritech Portal, buah klimaterik adalah buah yang memasuki fase klimaterik setelah panen, yaitu mereka terus matang setelah dipetik. Hal tersebut terjadi karena buah klimaterik menghasilkan lebih banyak gas etilen yang bertanggung jawab pada pematangan buah.

Baca juga: Penyebab Buah Manis dan Asam

Buah klimaterik yang telah dipetik dari pohonnya sebelum matang, dapat matang secara perlahan karena produksi etilen endogen (gas etilen dalam buah). Pematangan bisa berjalan lebih cepat jika buah terpapar gas etilen dari luar (etilen eksogen).

Saat buah klimaterik yang belum matang didekatkan dengan buah matang. Etilen dalam buah matang akan mengenai buah belum matang. Sebagai respons paparan etilen tersebut, buah yang belum matang akan meningkatkan produksi etilen endogen dan respirasi sehingga buah lebih cepat matang.

Sehingga buah klimaterik yang dipertik sebelum matang, akan mengalami pematangan perlahan. Setelah buah matang, barulah buah akan mengalami pembusukan.

Contoh buah klimaterik adalah apel, manga, papaya, kiwi, tomat, pisang, pir, aprikot, alpukat, jambu, jambu biji, nangka, sapote, markisa, blewah, suku, ara, nektarin, cherimoya, sapodilla, durian, manggis, sirsak, papaya, cempedak, dan kesemek.

Buah non-klimaterik

Adapun buah non-klimaterik adalah buah yang tidak melanjutkan proses pematangan setelah dipetik. Jika buah klimaterik masih bisa matang setelah dipanen (diambil dari pohonnya).

Buah non-klimaterik hanya dapat matang jika dibiarkan menempel pada induknya dan tidak matang jika dipetik sebelum waktunya.

Baca juga: Kenapa Durian Dijuluki Raja Buah?

Vijay Paul dan teman-teman dalam jurnal The Fading Distinctions Between Classical Patterns of Ripening in Climateric and Non-Climateric Fruit the Ubiquity of Ethylene (2012) menyebutkan buah non-klimaterik tidak matang sebagai respons terhadap gas etilen eksogen, kecuali untuk degradasi klorofil seperti pada buah jeruk dan nanas.

Artinya walaupun buah non-klimaterik dipapari gas etilen dari buah yang matang, maka buah tidak merespons etilen tersebut. Tidak akan terjadi kenaikan produksi etilen endogen ataupun pematangan secara perlahan pada buah non-klimaterik.

Sehingga saat buah non-klimateri dipetik dari pohonnya sebelum matang buah tersebut tidak akan pernah matang. Jika dibiarkan buah akan membusuk tanpa pernah matang.

Contoh buah non-klimaterik adalah semua spesies beri (strawberry, ceri, blackberry, raspberry, dan sebagainya), jeruk, anggur, nanas, leci, melon, terong, mentimun, delima, lengkeng, okra, kacang polong, zaitun, labu, semangka, belimbing, kakao, dan kurma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Skola
4 Unsur Pembentuk Kepribadian

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

Skola
3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

Skola
Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com