Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shoebill Stork, Burung Purba yang Masih Hidup Hingga Sekarang

Kompas.com - 05/06/2021, 10:00 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahukah kamu burung Shoebil Stork? Burung Shoebil Stork dengan nama latin Balaeniceps rex adalah burung endemik Afrika yang hidup sejak masa prasejarah.

Shoebill adalah burung raksasa yang berkerabat dekat dengan bangau. Mereka memiliki bulu dan kulit berwarna abu-abu gelap, perut berwarna putih, mata tajam yang berwarna abu kekuningan, dengan paruh besar yang kuat.

Burung Raksasa

Shoebil sangat terkenal terutama di masyarakat Mesir kuno, bahkan beberapa hierogrlif menggambarkan bangau raksasa tersebut.

Shoebil Stork dapat tumbuh setinggi 3,5 hingga 5 kaki atau sekitar 1 meter hingga 1,5 meter. Dengan lebar sayap yang jika direntangkan mencapai 8 kaki atau sekitar 2,4 meter. Dengan ukuran tersebut shoebill menjadi burung yang seukuran dengan anak remaja.

Sayap Shoebil Stork yang sangat besar memungkinkannya untuk terbang dengan tinggi, walau diperlukan tolakan besar dari kakinya.

Baca juga: Kisah Sedih di Balik Kepunahan Burung Dodo

Shoebil Stork dapat terbang dengan kecepatan 150 kepakan per menit. Paruhnya yang besar membuat shobil dapat memburu ikan besar, belut, kadal monitor, biawak, dan anak buaya.

Ukurannya yang sangat besar dengan penampilannya yang kental dengan kesan purba, membuat Shoebil Stork terlihat menakutkan. Sehingga mereka sering disebut dengan penguasa rawa.

Dilansir dari National Geographic, Shoebil Stork tinggal di ekosistem rawa-rawa di Afrika Timur dari mulai Etiopia, Sudan Selatan, hingga Zambia.

Burung yang Sabar

Mereka termasuk hewan yang hidup lama, dapat bertahan di alam liar hingga umur 35 tahun dan di penangkaran hingga umur 50 tahun.

Shoebil Stork dengan penampilan purbanya yang mengerikan, merupakan burung yang paling sabar dalam perburuannya.

Mereka akan diam berdiri selama berjam-jam tanpa bergerak selayaknya patung batu dari jaman prasejarah. Shoebill akan tetap diam, membiarkan ikan-ikan berenang di bawah kakinya.

Baca juga: Burung Gagak, Dikenal sebagai Tanda Kematian

Lalu ketika ikan besar (kesukaannya adalah lungfish) lewat, ia akan menyentakkan kepalanya ke dalam air. Dengan kecepatan penuh, paruh Shoebill yang besar menangkap ikan. Paruh Shoebill termasuk tajam sehingga tak jarang tubuh mangsanya akan terpenggal.

Makhluk soliter yang teritorial

Shoebil Stork bukanlah makhluk sosial, mereka adalah makhluk soliter yang lebih senang menyendiri.

Dilansir dari Biology Dictionary, Shoebill mempraktikan siblicide atau membunuh saudaranya sendiri saat masih muda. Hal tersebut dilakukan agar mendapat semua makanan yang disediakan oleh induknya.

Sehingga saat dewasa, mereka juga hidup sendiri dan sangat menjaga wilayahnya (teritorial). Mereka hanya kawin sekali dalam setahun dan akan langsung berpisah setelah perkawinan berakhir.

Shoebill akan menyerang hewan apapun yang masuk ke wilayahnya termasuk buaya. Shoebill bahkan kerap terlihat memangsa anak buaya sebagai makanannya.

Baca juga: Mengapa Burung Hantu disebut Burung Hantu?

Sayangnya burung Shoebil Stork kini telah masuk ke dalam daftar merah hewan terancam punah. Hal tersebut disebabkan perburuan, sedikitnya keturunan dari hasil reproduksi, rusaknya habitat, hingga budaya suku asli sekitar.

Dilansir dari Storyteller Travel, suku asli tempat Shoebil Stork tinggal seringkali mengaggapnya sebagai pembawa nasib buruk. Kepercayaan tersebut membuat Shoebill sering dibunuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com