KOMPAS.com - Lampung terkenal dengan lanskap geografisnya yang indah juga masyarakat adatnya yang masih kental.
Masyarakat adat Lampung memiliki banyak lagu daerah, tiga di antaranya adalah lagu Bumi Lampung, lagu Cangget Agung, dan lagu Seminung.
Berikut adalah ketiga lagu daerah Lampung tersebut beserta lirik, terjemahan, dan makna yang terkandung di dalamnya:
Lirik lagu Bumi Lampung:
Sangun kak jak zaman ho (dari jaman dulu)
Lampung ghadu dikenal (Lampung telah dikenal)
Hasilno kupie lado (menghasilkan kopi dan lada)
Rebutan kaum modal (menjadi rebutan orang bermodal)
Wawai pemandangannyo (indah pemandangannya)
Jak pinggegh teluk Lampung (dari pinggir teluk Lampung)
Pek ulun besoko-besoko (orangnya dari bermacam-macam suku)
Lamun gham di unggak gunung (ada yang tinggal di gunung)
Sang Bumi ghuwa jughai (satu bumi dua macan)
Eno lambang sai agung (itulah lambang yang agung)
Lapah gham jamo-jamo (marilah bersama-sama)
Guwai ngebangun bumi Lampung (untuk membangun bumi Lampung)
Sang Bumi ghuwa jughai (satu bumi dua macan)
Eno lambang sai agung (itulah lambang yang agung)
Lapah gham jamo-jamo (marilah bersama-sama)
Guwai ngebangun bumi Lampung (untuk membangun bumi Lampung)
Baca juga: Lagu Tradisional di Bangka Belitung
Makna lagu Bumi Lampung:
Lagu Bumi Lampung menceritakan tentang daerah Lampung yang kaya akan hasil alam dan memiliki lanskap geografis yang indah.
Dalam lirik ” Hasilno kupie lado” berarti penghasil kopi dan lada, hal ini merajuk Lampung di bawah Kerajaan Sriwijaya yang merupakan daerah penghasil kopi dan lada dalam jumlah sangat besar.
Lagu Bumi Lampung bermakna rasa syukur akan kekayaan dan keindahan tanah Lampung. Lagu ini juga mengajak masyarakat Lampung agar dapat turut membangun Lampung bersama-sama dan menjauhi perselihan demi Lampung yang lebih maju.
Lirik lagu Cangget Agung:
Sessat agung sai wawai (Rumah adat yang bagus)
Talo butabuh tarei cangget (Tala bertabuh tari cangget)
Gaweiat tano tigeh cakak pepadun (pesta adat hingga naik pepadun)
Adat budayo lampung (adat budaya Lampung)
Nayah temmen ragem wawaino (banyak sekali ragam gambarnya)
Jepanada, garudano rato sebatin (singgasana, garudanya sesuai kedudukan)
Cangget agung, cangget agung
Mulei batangan (gadis tuan rumah adat)
Dilem kutomaro, dilem kutomaro (di dalam kereta singgasana, di dalam kereta singgasana)
Mejjeng busanding (duduk bersanding)
Gawei adat lampung, gawei adat lampung (upacara adat Lampung, upacara adat Lampung)
Jak zaman tuho (sejak jaman dulu)
Lapah gham jamo-jamo (mari kita bersama-sama)
Ngelestareiken adat Lampung (melestarikan adat)
Makna lagu Cangget Agung:
Lagu Cangget Agung adalah lagu yang lahir dari tradisi masyarakat adat Lampung yaitu upacara cangget agung atau begawi.
Baca juga: Mengenal Lagu Daerah Jawa Barat
Mengutip dari Hukum Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat dan Upacara Adatnya (2003) karya Hilman Hadikusuma, Cangget agung atau begawi adalah upacara perkawinan masyarakat adat Lampung sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai budaya Lampung pada generasi mudanya.
Dalam lirik cangget agung juga disebutkan “naik pepadun” yang merupakan budaya masyarakat agung.