KOMPAS.com - Persuasi berarti membujuk. Persuasi bertujuan mengajak pendengar atau pembaca untuk melakukan sesuai dengan yang disampaikan. Persuasi bisa dilakukan lewat pidato ataupun lewat teks tulisan.
Mengutip dari Analisis Penggunaan Kata Ajakan dalam Menulis Teks Persuasi pada Siswa Kelas SMP (2019) karya Siti Muhaya Yandis dan kawan-kawan, teks persuasi adalah teks yang isinya memuat ajakan atau bujukan. Jenis teks ini sifatnya memengaruhi karena didukung dengan fakta.
Dalam buku Yuk, Ungkap Idemu Melalui Teks Persuasi hingga Teks Tanggapan (2019) karya Minarni Try Astuti, disebutkan jika teks persuasi memiliki empat struktur utama, yaitu:
Baca juga: Fungsi Fakta dalam Teks Persuasi
Agar lebih mudah memahaminya, mari kita simak struktur teks persuasi yang benar dan contohnya di bawah ini:
Contoh 1:
Utamakan belajar dan Kurangi Bermain Game
Pengenalan isu:
Belajar menjadi kewajiban setiap murid atau peserta didik. Belajar membuat siswa lebih mengerti pelajaran yang diajarkan guru di sekolah. Belajar sangat penting, karena menjadi modal untuk masa depan siswa itu sendiri.
Namun, sangat disayangkan jika saat ini banyak siswa yang lebih memilih bermain gim dibanding belajar. Padahal belajar menjadi tugas utama seorang siswa dan sudah seharusnya diutamakan dibanding bermain gim.
Rangkaian argumen:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rumah Sakit CS Mott Children, University of Michigan di Amerika Serikat, sekitar 86 persen anak berusia 13 hingga 18 tahun lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain video game. Penelitian ini dilakukan terhadap 963 orang tua remaja (usia 13 hingga 18 tahun).
Dampak negatif utama dari sering bermain gim ialah kecanduan. Artinya siswa akan terus bermain gim tanpa kenal waktu, mulai dari pagi hingga malam. Akibatnya konsentrasi murid menurun dan bisa berdampak pada prestasi dan nilai akademiknya.
Baca juga: Teks Persuasi: Pengertian, Tujuan, Ciri-ciri dan Jenisnya
Pernyataan ajakan:
Oleh karena itu, sangat penting untuk diingatkan kembali jika tugas utama seorang murid ialah belajar. Tidak salah jika sesekali murid atau siswa bermain gim, sekadar untuk menghilangkan rasa bosan. Namun, akan menjadi suatu hal yang salah, jika terus bermain tanpa kenal waktu, bahkan hingga melupakan kewajiban utamanya, yakni belajar.
Bermain gim bisa dijadikan sarana hiburan bagi murid ketika bosan belajar. Asalkan waktunya diatur dan tidak melebih waktu belajar. Karena bagaimanapun kewajiban utama seorang pelajar ialah belajar, agar kelak menjadi generasi penerus bangsa.