Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Alat Musik Tradisional Sulawesi Selatan

Kompas.com - 17/05/2021, 12:00 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi Indonesia yang beribukota di Makassar. Sulawesi Selatan menjadi rumah bagi empat etnis yaitu Suku Mangkasarak (Makassar), Suku Mandar, Suku Toraja, dan Suku Bugis.

Keempat suku tersebut kemudian memainkan kelahiran serta perkembangan budaya Sulawesi Selatan yang bisa dilihat hingga saat ini.

Salah satu contoh budaya yang lahir dalam bidang kesenian daerah adalah alat musik. Sulawesi Selatan memiliki banyak alat musik tradisional, di antaranya:

  • Pui-Pui

Pui-pui atau puik-puik adalah alat musik tiup khas Sulawesi Selatan yang berbentuk kerucut menyerupai klarinet.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pangkal pui-pui terbuat dari lempengan logam dan potongan daun lontar yang jika ditiup akan menghasilkan suara suara yang khas.

Baca juga: Sampek, Alat Musik Tradisional Kalimantan Timur

Setelah bagian pangkal yang terbuat dari logam, pui-pui disammbung dengan kerucut yang terbuat dari kayu. Disepanjang kayu terdapat lubang-lubang untuk menghasilkan nada.

Sri Wahyuni dalam tesis berjudul Fungsi Paru Pemain Alat Musik Tiup Pui-Pui di Kota Makassar (2017), menyebutkan bahwa ada satu lubang penjarian bawah yang berjarak 1 sentimeter dari pangkal, juga enam lubang nada disepanjang kayu yang masing-masing berjarak 1,5 sentimeter.

Di ujung pui-pui juga terdapat bagian yang disebut dengan kallode yang berfungsi untuk mempernyaring bunyi yang keluar. Pui-pui harus ditiup dengan hati-hati juga dibarengi keahlian khusus.

Jika tidak, maka bunyi yang akan keluar dari pui-pui sangatlah aneh atau bahkan tidak akan mengeluarkan suara sama sekali. Pui-pui digunakan sebagai alat musik untuk mengiringi berbagai upacara adat dan kesenian tradisional Sulawesi Selatan.

  • Kacaping

Kacaping adalah alat musik petik asal Sulawesi Selatan yang dimainkan untuk mengiringi lagu serta tarian daerah, dan juga mengiringi dongeng-dongeng perjuangan nenek moyang. Konon kataynya kecaping ditemukan oleh seorang pelaut keturunan Suku Makassar dan Bugis dalam pelayarannya.

Baca juga: Keunikan Alat Musik Fu, Maluku Utara

Muhammad Subhan dalam jurnal berjudul Komponen Belo-Belo dalam Kacaping Makassar (Hasil Penalaran induktif sebuah pengalaman empirik untuk menemukan unsur pembentuk belo-belo) (2018), menyatakan bahwa pelaut tersebut merasa terhibur dengan bunyi getaran tali layar dan terinspirasi untuk membuat alat musik sebagai pengusik kesepian selagi berlayar di lautan.

Dari situlah sang pelaut membuat cikal bakal alat musik kecaping dari dayung kapal yang diberi senar. Dilansir dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia, seiring berkembangnya jaman kecaping dibuat dari kayu melengkung yang menyerupai perahu dan diberi senar yang terbuat dari kawat. Kecaping dimainkan dengan cara dipetik dan menghasilkan suara merdu yang mendayu-dayu.

  • Gandrang Bulo

Gandrang bulo atau gendang bulo adalah alat musik perkusi khas Sulawesi Selatan. Nurul Chudaiwah Sidin dalam jurnal berjudul Eksistensi Gandrang Bulo Budaya di Kampung Paropo Kota Makasar (2019) istilah gandrang bulo berasal dari bahasa Makassar “gandrang” yang berarti pukul dan “bulo” yang berarti bambu.

Gandrang bulo berbentuk tabung besar yang terbuat dari kayu dengan ukuran yang disesuaikan dengan pemainnya (penabuh). Gandrang bulo memiliki bentuk seperti gendang jawa, namun bedanya gendrang bulo dihiasi dengan ukiran khas Sulawesi Selatan.

Gandrang bulo dimainkan dalam upaca adat penyucian dan pemberkatan benda-benda pusaka kerajaan seperti kalompoang dan gaukang. Gandrang bulo juga ditabuh dalam berbagai upacara adat dan kesenian masyarakat adat Sulawesi Selatan.

Baca juga: Tifa, Alat Musik Daerah Papua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Skola
Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Skola
Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Skola
Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Skola
Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Skola
30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

Skola
Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Skola
6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

Skola
10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

Skola
Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis

Perbedaan Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis

Skola
Tembung Yogaswara: Pengertian, Contoh

Tembung Yogaswara: Pengertian, Contoh

Skola
40 Prepositions dalam Bahasa Inggris beserta Artinya

40 Prepositions dalam Bahasa Inggris beserta Artinya

Skola
70 Irregular Verbs beserta Artinya

70 Irregular Verbs beserta Artinya

Skola
Ciri-ciri Unik Planet Mars beserta Penjelasannya

Ciri-ciri Unik Planet Mars beserta Penjelasannya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com