KOMPAS.com - Bumi adalah satu-satunya planet yang dihuni oleh manusia di Tata Surya. Setiap bagian Bumi memiliki bentang alam yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi geografisnya.
Contohnya adalah bentang alam laut, bentang alam vulkanik, bentang alam alluvial, dan bentang alam karst.
Bentang alam karst dipenuhi oleh cekungan-cekungan, lembah, bukit, gua, mata air, akuifer berupa sungai di bawah tanah, tebing berbatu yang curam, dan dipenuhi oleh bahan tambang.
Dilansir dari National Park Service, bentang alam karst dipenuhi oleh batuan yang larut di dalam air seperti batu kapur (kalsium karbonat), dolostone (kalsium-magnesium-karbonat), batu gamping, marmer, dan gipsum.
Sehingga bentang alam karst digunakan untuk pertambangan dalam meningkatkan ekonomi dan memenuhi kebutuhan manusia.
Baca juga: Kaya akan Karst, Kenapa Pacitan Kekurangan Air Bersih?
Sayangnya pertambangan di bentang alam karst sering menimbulkan efek buruk pada lingkungan. Berikut penjelasannya:
Pencemaran Air Tanah
Penambangan batu di kawasan karst sering mengakibatkan pencemaran air tanah di bawah permukaannya. Sedimen, tumpuhan, bahan kimia, dan minyak dari penambangan batu dapat masuk ke dalam air tanah sebagai polutan.
Hal ini menganggu aliran air dan menurunkan kualitasnya sehingga tidak dapat digunakan oleh warga sekitar. Sehingga daerah karst dengan cekungan air tanah (CAT) tidak boleh dilakukan penambangan guna menjaga kelestarian air di dalamnya.
Perusakan Habitat
Bentang alam karst memiliki fauna dan flora unik yang hdup di dalamnya, kebanyakan adalah invertebrata. Contoh hewan yang hidup di bentang alam karst adalah serangga, burung wallet, dan kelelawar.
Dilansir dari Sciencing, saat penggalian dilakukan, habitat makhluk hidup tersebut akan rusak sedikit demi sedikit. Jika penambangan terus dilakukan, makhluk hidup di daerah tersebut akan kehilangan habitat dan punah.
Baca juga: Tanah Ambles di Gunungkidul, Fenomena Biasa di Tanah Karst
Polusi Udara dan Suara
Penambangan batu di bentang alam karst kebanyakan menggunakan peledak untuk memecah batu yang besar. Ledakan ini mengemisikan debu yang sangat banyak juga suara bising menganggu yang dapat menurunkan kesehatan.
Debu yang diemisikan akan tercampur dengan udara dan terhidup oleh penduduk sekitar. Sehingga banyak penduduk yang mengalami infeksi saluran pernafasan akut, batuk, hingga masalah kesehatan yang membahayakan jiwa.
Runtuhnya Permukaan Tanah
Seperti yang disinggung di awal artikel bahwa batu kawasan karst mudah larut dalam air. Penambangan membuat lapisan batu menjadi tipis, akibatnya lapisan permukaan akan melemah dan dapat runtuh secara tiba-tiba.
Runtuhnya bekas galian tambang ini dapat menyebabkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta kerugian materi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.