KOMPAS.com - Untuk membawakan sebuah tarian tidak hanya sekedar memperagakan keterampilan gerak saja, melainkan juga harus menjiwai.
Dalam buku Ketika Cahaya Merah Memudar (1993) karya Sal Murgiyanti, seorang penari harus benar-benar menarikan sebuah tarian jika ia mampu memperlihatkan kepada penonton hubungan yang ada antara bagian-bagian gerak dengan jelas.
Sehingga, penari dituntut mampu mengubungkan gerak yang satu dengan lainnya, yang di dalamnya terdapat unsur ruang, tenaga, dan waktu.
Nilai, sikap, dan keterampilan seorang penari yaitu bertanggung jawab dengan tarian yang dibawakan, harus rajin berlatih, menguasai teknik, dan penuh penghayatan.
Baca juga: Level Gerak Tari dalam Seni Tari
Bakat menari yang didukung dengan nilai, sikap, dan keterampilan tersebut akan memperlihatkan sebuah tarian yang jelas dan mampu menarik perhatian dari penonton.
Seorang penari juga harus memiliki daya imajinasi, irama, dan daya ingat yang baik, karena seorang penari harus mampu bergerak mengikuti irama ketukan pola musiknya.
Daya imajinasi diperlukan untuk menggambarkan isi tarian serta bentuk gerak baru dalam pengembangan suatu tarian.
Sedangkan daya ingat, berhubungan dengan selruh komposisi tari agar tidak terlupa atau terlewat untuk disampaikan.
Baca juga: Fungsi Pola Lantai dalam Seni Tari
Keterampilan menari merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan gerak yang tertata dan selaras dengan irama. Dibawakan dengan penjiwaan yang baik dan tepat.
Keterampilan seorang penari harus ditunjukkan dengan kemampuannya melakukan gerak yang baik dan tepat, serta bergerak sesuai dengan irama.
Iyus Rusliana dalam bukunya Tari Wayang (2012), mempertegas bahwa kualitas penari meliputi:
Baca juga: Macam Gerak Tari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.