KOMPAS.com - Bila kita membaca puisi dan menemukan paduan antara satu kata dengan kata lainnya, bisa jadi itu majas.
Majas adalah bahasa kiasan. Majas biasa kita temui dalam karya sastra, terutama puisi.
Sifat majas pada dasarnya menghubungan satu hal dengan sesuatu yang lain. Menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi (1990), adanya bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan.
Terdapat berbagai jenis majas. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis majas yang biasa terdapat dalam puisi:
1. Simile
Simile disebut juga perbandingan yang bersifat ekplisit. Simile merupakan gaya bahasa yang langsung menyatakan benda yang sama dengan benda yang lain.
Pengungkapan secara langsung tersebut menggunakan kata-kata yang menunjukan kesamaan yaitu: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sejenisnya.
Contohnya: senyumnya laksana bulan sabit atau amarah seperti api.
Baca juga: Contoh Majas Simile
2. Metafora
Metafora adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang menyatakan sesuatu sebagai hal yang serupa atau mirip dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama.
Metafora disebut sebagai gaya bahasa perbandingan langsung karena tidak mempergunakan kata-kata pembanding.
Contohnya bumi ini perempuan jalang, kiasan ini terdapat dalam puisi Subagio berjudul Dewa Telah Mati (1975).