Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlawanan Kolonialisme dan Imperialisme: Maluku Angkat Senjata

Kompas.com - Diperbarui 11/10/2021, 14:47 WIB
Imam Daniel Sihombing ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awal mula Maluku angkat senjata dimulai saat masuknya Portugis di Maluku pada tahun 1521 di wilayah Ternate.

Menurut Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme (2020) karya Ahmad Fakhri Hutauruk, terjadi pertemuan antaa bangsa Spanyol dan Bangsa Portugis hingga melahirkan perjanjian Saragosa dan Spanyol keluar dari Maluku.

Dengan keluarnya Spanyol dari Maluku, maka Portugis secara leluasa memonopoli perdagangan di Maluku. Keserakahan dan ketamakan Portugis membuat rakyat Maluku angkat senjata.

Seperti apa Maluku angkat senjata melawan bangsa barat seperti Portugis dan VOC?

Baca juga: Perlawanan Aceh Terhadap Portugis dan VOC

Kedatangan Bangsa Belanda ke Maluku disambut dengan tangan terbuka. Hal ini dikarenakan bahwa bangsa Portugis adalah bangsa yang dimusuhi oleh bangsa Maluku dan bangsa Belanda.

Hingga kemudian bangsa Maluku saling bekerja sama dengan bangsa Belanda untuk mengusir bangsa Portugis

Setelah Portugis meninggalkan Maluku pada tahun 1613, VOC merebut benteng Portugis yang disebut dengan Benteng Victoria. Hingga kemudian mendirikan benteng baru yang dinamakan Benteng Oranje.

Perlawanan Maluku

Menurut Miskuindu dalam Sejarah Nasional Indonesia (2019), awal dari Maluku mengangkat senjata dimulai saat peperangan dipimpin oleh Kakikali pada tahun 1646 namun perlawanan ini cepat dipadamkan oleh VOC.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

Maluku angkat senjata melawan VOC yang paling fenomenal adalah di Tidore pada tahun 1779. Perlawanan ini dipimpin oleh Sultan Nuku setelah tertangkapnya Sultan Jamalludin.

Sultan Nuku melakukan strategi Politik Devide et Impera, sama dengan taktik yang dilakukan bangsa barat untuk melawan Belanda. Cara yang dilakukan adalah dengan cara menghasut orang Inggris untuk mengusir VOC.

Setelah berhasil, Sultan Nuku menyerang bangsa Inggris untuk keluar dari Maluku. Upaya ini berhasil mempertahankan Maluku dari bangsa barat hingga akhir hayatnya. 

Baca juga: Dampak Portugis di Malaka dan Maluku 

Perang Pattimura

Setelah kepergian Inggris karena perjanjian Traktar London, Belanda kembali menguasai Indonesia pada awal abad ke 19. Adanya Belanda di Maluku justru menambah kesengsaraan bagi rakyat Maluku. 

Rakyat Maluku tidak mau terus menderita dibawah keserahahan bangsa belanda, oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan belanda di bawah pimpinan  komando Thomas Matulessy atau biasa disebut Kapitan Pattimura.

Kapitan Pattimura mengawali peperangan dengan menyerang pos-pos dan benteng Belanda di Saparua pada 16 Mei 1817. Penyerangan tersebut membuahkan hasil, Kapitan Pattimura berhasil kmerebut Benteng Duurstede. 

Belanda dengan kekuatan lebih 200 prajurit di bawah pimpinan Mayor Beetjes menyerang Pattimura dan pasukannya di Saparua. Upaya perebutan kembali benteng Duurstede dan Saparua dapat digagalkan oleh Pattimura dan pasukannya. 

Kemenangan dalam pertempuran lain juga didapatkan oleh Pattimura di sekitar pulau Seram, Hatawano, Hitu, Haruku, Waisisil dan Larike.

Dalam buku Kapitan Pattimura (1985) karya I.O Nanulaitta, Pengkhianatan Raja Booi dari Saparua mengakibatkan Pattimura tertangkap dan dihukum gantung. Raja Booi membocorkan informasi tentang strategi perang Pattimura dan rakyat Maluku, sehingga Belanda mampu merebut kembali Saparua.

Baca juga: Biografi Kapitan Pattimura, Pahlawan dari Maluku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Skola
4 Unsur Pembentuk Kepribadian

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

Skola
3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

Skola
Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com