Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Jawa dan Kekuatan Bangsa Eropa

Kompas.com - 10/07/2020, 19:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan kota-kota di pesisir utara Jawa ramai dikunjungi pedagang manca negara.

Kota-kota tersebut di antaranya, Sunda Kelapa, Cirebon, Jepara, Pati, Kudus, Tuban, Gresik, dan Surabaya. Ada pula daerah baru yang berkembang sebagai kota dagang, yaitu Banten.

Dilansir dari buku Sejarah Nasional Indonesia VI (1990) karya Marwati Djoened, para penguasa Jawa melihat Portugis sebagai musuh dan ganjalan dalam perdagangan. Salah satunya Jepara yang dinilai sebagai saingan utama dalam perdagangan lada.

Kemudian Demak sebagai pengekspor beras ke Malaka, menjadi rugi setelah kota tersebut jatuh ke tangan Portugis. Faktor-faktor tersebut mendorong Demak, Jepara, dan Kudus bersatu untuk menyerang Malaka.

Ekspedisi penyerangan dilakukan pada tahun 1513 di bawah Pati Unus. Ekspedisi tersebut terdiri dari 100 kapal dengan 5.000 prajurit gabungan dari Jepara dan Palembang. Namun, penyerangan tersebut berhasil digagalkan Portugis.

Baca juga: Perlawanan Aceh Terhadap Bangsa Barat

Tak berhenti disitu, pada 1551, Jepara kembali mengirimkan ekspedisinya membantu Johor untuk menyerang Malaka Portugis. Namun, kembali mengalami kegagalan.

Kegagalan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dalam merebut malaka karena kekuatan Islam di Nusantara tidak mau bersatu melawan Portugis maupun VOC (Belanda). Bahkan di antara kerajaan-kerajaan tersebut saling mencurigai, akibatnya Malaka jatuh di tangan kolaborasi Johor dan VOC.

Eksistensi kerajaan-kerajaan maritim Jawa kecuali banten, tidak bertahan lama. Kekuatan mereka sebagai kerajaan maritim terus merosot karena munculnya kekuatan baru di pedalaman Jawa, yaitu Mataram.

Kerajaan Mataran berdiri sejak 1575 terus menerus melakukan penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan maritim, khususnya di pantai utara Jawa dan Batavia.

Bayangan untuk menjatuhkan Majapahit terus menghantui Mataram dan membuat mereka berupaya mematikan sumber pendukung politik dan ekonomi kerajaan-kerajaan Majapahit. Secara tidak langsung mematikan perdagangan laut mereka.

Baca juga: Dampak Portugis di Malaka dan Maluku

Denah Kota Batavia sekitar 1627 (berorientasi ke timur) , setahun sebelum penyerangan Mataram ke Batavia. Tampak muara Sungai Ciliwung yang belum diluruskan, kelak berjulukan Kali Besar. Lukisan ini dibuat pada 1919-1921 yang merupakan reproduksi peta semasa karya Frans Florisz. van Berckenrode yang sudah lapuk (warisan J.P. Coen). Kawasan berbingkai merah menunjukkan lokasi Bastion Hollandia yang bersabuk parit, kubu di tenggara kota Batavia.Tropenmuseum/Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen Denah Kota Batavia sekitar 1627 (berorientasi ke timur) , setahun sebelum penyerangan Mataram ke Batavia. Tampak muara Sungai Ciliwung yang belum diluruskan, kelak berjulukan Kali Besar. Lukisan ini dibuat pada 1919-1921 yang merupakan reproduksi peta semasa karya Frans Florisz. van Berckenrode yang sudah lapuk (warisan J.P. Coen). Kawasan berbingkai merah menunjukkan lokasi Bastion Hollandia yang bersabuk parit, kubu di tenggara kota Batavia.
Munculnya Batavia

Hadirnya pendatang baru, seperti VOC (Belanda) dan EIC (Inggris) sering mendatangkan harapan baru bagi raja-raja di Nusantara. Begitupula ketika Belanda dan Inggris yang datang di akhir abad ke-16 disambut dengan baik.

Banten saat itu mengizinkan VOC dan EIC membuka kantor dagangnya di kota pelabuhan. Demikian juga Pangeran Jayakarta mengundang VOC untuk membuka kantor dagang di kotanya. Namun, politik monopoli VOC justru merugikan kekuasaan Jayakarta.

Sehingga pangeran Jayakarta bersekutu dengan EIC yang ternyata juga merasa dirugikan oleh VOC. Di saat VOC mengalami kritis kekuatan di Jayakarta, datang bantuan dari raja Banten yang curiga atas tindakan Pangeran Jayakarta.

Raja Banten menilai Pangeran Jayakarta membahayakan kedudukan Banten. Sehingga Banten menangkap Raja Jayakarta dan mengusir EIC. Saat terjadi kekosongan kekuatan di Jayakart, VOC menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Jayakarta dengan kekuatan yang didatangkan dari Maluku.

Jayakarta mengalami kekalahan dan jatuh ke tangan VOC. VOC mengubah namanya menjadi Batavia. Setelah berhasil menguasai, kantor pusat dagang VOC dari Ambon dipindah ke Batavia.

Baca juga: Awal Kolonialisme Bangsa Barat

Namun, untuk menguasai seluruh perdagangan di Nusantara, VOC harus menunggu waktu. Hal ini karena ada dua hal, yaitu:

  • Di sebelah barat terdapat Banten yang menjadi salah satu kekuatan maritim di Jawa dan sebagai saingan berat dalam perdagangan yang terus menerus menentang VOC.
  • Di sebelah timur, beberapa kerajaan sedang menghadapi kekuatan Mataram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penggunaan In, On, dan At untuk Keterangan Tempat

Penggunaan In, On, dan At untuk Keterangan Tempat

Skola
Bedanya Proper Noun dan Common Noun

Bedanya Proper Noun dan Common Noun

Skola
25 Indefinite Pronouns beserta Contoh Kalimatnya

25 Indefinite Pronouns beserta Contoh Kalimatnya

Skola
Karakteristik Unik Planet Jupiter beserta Penjelasannya

Karakteristik Unik Planet Jupiter beserta Penjelasannya

Skola
Kisah Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Kisah Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Skola
Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Skola
Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Bagaimana Cara Hewan Berkomunikasi?

Skola
Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Bagaimana Pengertian Sejarah sebagai Kisah?

Skola
Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Perkembangan Ilmu Ekonomi pada Masa Aristoteles

Skola
Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Bagaimana Ciri-ciri Teks Laporan Investigasi?

Skola
30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

Skola
Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Tembung Wilangan Saperangan Bahasa Jawa

Skola
6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa

Skola
10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa

Skola
Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Tembung Padha Tegese Bahasa Jawa

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com