Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Indonesia Sebelum 1908

Kompas.com - 01/04/2020, 13:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak lepas dari perjuangan melawan penjajah yang sudah dilakukan selama berabad-abad.

Sejak abad ke-16, bangsa Eropa banyak yang datang dan singgah di Nusantara. Pada awalnya, kedatangan bangsa asing hanya untuk berdagang rempah-rempah.

Tapi lama-lama mereka menerapkan kolonialisme dan imperalisme untuk mendapatkan kekayaan alam di Nusantara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kolonialisme adalah paham tentang penguasaan suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.

Imperalisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.

Bagi Indonesia, kolonialisme dan imperalisme berdampak negatif pada berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan sosial.

Baca juga: Kondisi Indonesia Sebelum 1908

Sehingga muncul perlawanan kepada negara penjajah di berbaga daerah.

Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Perjuangan sebelum abad ke-20

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 atau pada 1908, perlawanan bangsa Indonesia memiliki ciri antara lain:

  • Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan.
  • Secara fisik dengan menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya.
  • Dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan.
  • Bersifat sporadis atau musiman.

Pada perlawanan tersebut tidak menampakan hasilnya. Bahkan selalu gagal dan dapat diberantas oleh penjajah.

Pada waktu itu mereka berjuang bukan untuk Indonesia merdeka. Tapi bagaimana cara untuk mengusir penjajah dari daerahnya.

Baca juga: Pembagian Kekuasan di Indonesia

Sehingga mereka dengan mudah bisa diadu domba oleh penjajah. Korban pun banyak berjatuhan di pihak Indonesia. 

Bahkan menjelang akhir abad ke-19, kehidupan rakyat Indonesia tidak semakin membaik. Sistem tanam paksa masih terus berjalan dan membuat rakyat semakin menderita.

Tanam paksa yang diberlakukan Pemerintah Hindia Belanda menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Kemiskinan yang berkepanjangan dan menyebarnya wabah penyakit.

Bangsa yang pernah menjajah Indonesia

Bangsa Indonesia tidak hanya dijajah oleh satu negara, tapi ada beberapa negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

Skola
Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com