KOMPAS.com - Saat ini manusia dengan mudah bisa menulis dengan memakai alat-alat tulis, seperti pensil dan pulpen.
Alat tulis adalah peralatan yang dipergunakan untuk menulis di atas suatu permukaan.
Tahukah kamu jika dulu manusia menulis dengan menggunakan batu sebelum muncul alat-alat tulis seperti persil?
Perkembangan alat tulis berkembang pesat mulai dari batu hingga pensil dan pena seperti sekarang ini.
Baca juga: Ini 18 Tata Tertib Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil 2020
Pada zaman prasejarah, manusia menggunakan batu untuk menulis. Di mana batu dibuat runcing yang kemudian dipakai menulis.
Media atau alas yang dipakai untuk menulis memakai dinding-dinding gua yang menjadi tempat tinggalnya.
Sehingga banyak ditemukan tulisan-tulisan jika kamu datang ke gua.
Goresan pertama diperkirakan sejak akhir masa Plestosen. Alat yang dipakai untuk menggores dengan batu runcing atau gurdi.
Selain untuk menulis, biasanya gurdi dipakai buat melubangi kulit binatang.
Zaman pun semakin berkembang hingga muncul pensil. Pensil sering digunakan untuk menulis atau menggambar.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), pensil batang ramping dari zat padat seperti grafit dan tertutup dalam silinder kayu, logam atau plastik.
Baca juga: Hati-hati, Kecanduan Gawai Bikin Anak Tak Mampu Pegang Pensil
Banyak orang yang menyebutkan zat gelap pada pensil sebagai timah, sebenarnya itu zat grafit.
Ketika grafit pertama kali ditemukan di Inggris pada abad ke-16, orang-orang mengira itu adalah bentuk timah dan disitulah istilah populer berasal.
Pada 1565, serorang naturalis Jerman-Swiss, Conrad Gesnet menyebut jika granit adalah sebaga jenis timah.
Pada 1779, ahli kimia Swedia, Carl Wilhem Scheele menunjukkan sebagai bentuk karbon.