KOMPAS.com - Munculnya ciri-ciri pubertas pada setiap anak memang berbeda-beda. Namun, kemunculan tanda pubertas memiliki rentang normal.
Masa pubertas pada anak perempuan terjadi sejak usia 8-13 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki dimulai usia 9-14 tahun.
Lalu bagaimana pada anak yang mengalami pubertas terlalu cepat atau terlambat? Berikut penjelasannya.
Dilansir dari Kompas.com, pubertas dimulai lebih awal pada anak perempuan dibandingkan laki-laki. Di Kaiser Permanente California Utara, banyak anak perempuan usia 6 tahun sudah menunjukkan tanda pubertas dini atau pubertas prekoks.
Pubertas prekoks adalah istilah medis untuk punertas yang dimulai pada anak perempuan di bawah 8 tahun dan anak laki-laki di bawah 9 tahun.
Baca juga: Masa Pubertas dan Ciri-cirinya
Dari buku Adolescene (1996) karya John W Santrock, pubertas dini dikenal dengan dua perkembangan, yakni:
Jenis pubertas yang ditandai sekresi hormon oleh kelenjar pituitari di otak yang terlalu cepat. Sehingga membuat testis maupun ovarium memproduksi hormon seks dan menyebabkan proses pubertas terjadi lebih cepat.
Pubertas ini jarang terjadi, ditandai dengan produksi hormon seks oleh organ reproduksi tanpa aktivitas kelenjar otak. Hal ini menjadi pertanda ada masalah di organ reproduksi, kelenjar adrenal, atau kelenjar tiroid yang tidak aktif.
Meski dalam skala kecil, pubertas dini terkadang dipicu karena kondisi kesehatan, salah satunya tumor otak.
Berikut penyebab pubertas dilihat dari jenisnya:
Pubertas ini menyangkut peran otak untuk memicu organ reproduksi menghasilkan hormon. Beberapa penyebabnya antara lain:
Baca juga: Pelecehan Seksual Percepat Pubertas Gadis Kecil
Beberapa kemungkinan penyebab pubertas dini perifer adalah:
Tubuh yang tidak siap pada perubahan masa pubertas menyebabkan pertumbuhan anak yang tidak seimbang.
Pertumbuhan fisik dan mental menjadi tidak optimal. Berikut beberapa dampak bagi anak dengan pubertas dini:
Pubertas dikatakan terlambat jika pada usia 12-13 tahun belum muncul ciri-ciri pubertas pada anak.