KOMPAS.com - Meski salju hanya terjadi di bagian tertentu di belahan dunia, adanya salju memiliki dampak luas pada iklim di bumi.
Dengan mempelajari salju, terbentuknya salju, di mana salju turun dan bagaimana salju berubah dari waktu ke waktu, para ilmuwan dapat membantu meningkatkan prediksi badai.
Selain itu, dengan mempelajari salju, para ilmuwan dapat belajar lebih banyak tentang keterkaitan antara salju dan cuaca.
Sehingga dapat dipahami bagaimana perubahan salju dapat memengaruhi iklim, gletser dan pasokan air di seluruh dunia.
Baca juga: Berasa Home Alone, Main Salju di 5 Tempat Ini saat Libur Akhir Tahun
Salju adalah bentuk padat air yang mengkristal di atmosfer dan jatuh ke bumi, menutupi secara permanen atau sementara, sekitar 23 persen dari permukaan bumi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salju adalah butiran uap air bewarna putih bagaikan kapas yang membeku di udara dan jatuh ke bumi akibat temperatur udara di daerah itu berada di bawah titik beku.
Dilansir dari National Snow and Ice Data Center (NSIDC), lapisan salju adalah bagian dari Cryosphere dari bahasa Yunani yaitu kryos yang artinya frost dalam bahasa Inggris atau embun beku dalam bahasa Indonesia.
Salju adalah pengendapan (presipitasi) padat dalam bentuk kristal es. Salju berasal dari awan ketika suhu berada di bawah titik beku (0 derajat celcius atau 32 derajat fahrenheit), ketika uap air di atmosfer berkondensasi langsung menjadi es tanpa melalui tahap cair.
Setelah kristal es terbentuk, ia menyerap dan membekukan uap air tambahan dari udara di sekitarnya, tumbuh menjadi kristal salju atau pelet salju, yang kemudian jatuh ke bumi.
Baca juga: Berlibur ke Jepang, Ashanty Ingin Rasakan Lembutnya Salju di Hokkaido
Seperti tetesan hujan, kepingan salju mulai sebagai uap air di awan. Ketika awan sangat dingin, uap air ini berubah menjadi kristal es.
Salju terbentuk ketika kristal es kecil di awan bersatu menjadi kepingan salju (snowflakes) saat suhu rendah dan ada kelembaban di atmosfer.
Kepingan salju terdiri dari kristal es kecil yang banyak yang saling menempel kemudian akan menjadi cukup berat sehingga jatuh ke bumi.
Kepingan salju yang turun melalui udara lembab yang sedikit lebih hangat dari 0 derajat celcius akan meleleh di sekitar tepinya dan tetap bersatu menghasilkan serpihan besar.
Kepingan salju yang jatuh melalui udara yang dingin dan kering menghasilkan salju bubuk yang tidak saling menempel.
Baca juga: Mau Main Salju Lebih Awal di Jepang? Di Sini Tempatnya
Salju adalah akumulasi kristal es penuh sesak dan kondisi gumpalan salju menentukan berbagai kualitas seperti warna dan suhu.